Peran Edukatif YouTube Mata Pena dalam Membangun Kesadaran Tengka dan Sosial di Era Digital

Muhammad Dzunnurain

Senin, 17 Juli 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Abad ke-21 telah menyaksikan ledakan media sosial dan platform berbagi video. YouTube, sebagai salah satu platform terbesar di dunia, telah memungkinkan individu untuk berbagi gagasan, hiburan, dan konten edukatif dengan jutaan pengguna di seluruh dunia. Salah satu akun menarik di YouTube yang menarik perhatian pengguna adalah “Mata Pena” yang terkenal di Madura karena mengangkat isu-isu moral dan sosial melalui kontennya.

Mata Pena adalah saluran YouTube yang dikelola oleh seorang penulis dari pulau Madura berfokus pada isu-isu moral, etika, dan kemanusiaan. Akun ini mencakup berbagai topik, mulai dari lingkungan hidup dan hak asasi manusia hingga toleransi dan keadilan sosial. Melalui video pendek, Mata Pena berusaha untuk memberikan sudut pandang yang mendalam dan merangsang pikiran tentang masalah-masalah yang relevan dalam masyarakat kita.

Pendidikan tengka atau pendidikan karakter, memiliki peran penting dalam membentuk pribadi yang berintegritas, berempati, dan bertanggung jawab. Dalam era digital saat ini, konten kreator di platform YouTube semakin memainkan peran besar dalam menyampaikan pesan moral kepada generasi muda. Salah satu konten kreator yang menonjol dalam hal ini adalah Mata Pena, yang melalui kontennya menyampaikan pesan moral yang menginspirasi dan membangun nilai-nilai positif pada pendidikan tengka.

Aktor Mata Pena dalam kontennya sebagai wadah untuk menyampaikan pesan moral yang kuat. Melalui cerita pendek, ilustrasi, dan narasi yang menarik, Mata Pena mengangkat berbagai nilai-nilai penting seperti kejujuran, kerja sama, empati, kesabaran, dan banyak lagi. Ia menggunakan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pesan moral yang di sampaikan Mat Thinggal salah satu aktor Mata Pena

Odi’ je’ kâla’ ruwét nikmâtéh prosésâh sokkoréh rejekkenâh

Râjekenâh pângerân sâalâm, mun mânossanâh tâk bisah nyokkoreh odién tak kerâh tenâng” pungkasnya.

Pesan moral yang disampaikan oleh Mata Pena dalam kontennya memiliki dampak positif yang signifikan terhadap penontonnya. Banyak penonton yang telah terinspirasi untuk mengadopsi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pesan moral dari Mata Pena membantu membangun karakter yang kuat, meningkatkan empati, dan mengembangkan sikap mental yang positif. Testimonial dari penonton menunjukkan perubahan positif yang terjadi dalam sikap dan tindakan mereka setelah menonton konten Mata Pena.

Baca Juga :  Reforma Agraria dan Pembentukan Pasar Tanah di Indonesia

Mata Pena juga memperhatikan isu-isu sosial yang mungkin terabaikan oleh masyarakat umum. Dalam judul “Korang Asokkor” menyajikan kisah seorang istri yang tidak mensyukuri hasil jerih payahnya seorang suami. Pesan moral Puddin yang sebagai aktor suami dari cerita tersebut menyampaikan pesan moralnya kepada istrinya “Anilâi réng lake’ benni deri haselâh, tape dheri usaha bhén tanggung jewebéh benni karo nyamân naremâh”. Tujuannya adalah untuk menginspirasi penonton untuk melihat dunia dengan mata yang lebih terbuka, menghilangkan prasangka, dan berempati terhadap kehidupan orang-orang yang berjuang.

Baca Juga :  KPK dalam Jeratan Desentralisasi Korupsi

Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan moral ini, Mata Pena menggunakan konten yang didukung oleh fakta dan penelitian yang akurat. Melalui pesan moral yang dihadirkan dalam kontennya, akun YouTube Mata Pena memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran sosial dan moral di antara penontonnya. Dengan menyoroti isu-isu penting dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan.

***

Tengka (Tingkah laku)

Korang Asokkor (Kurang bersyukur)

Odi’ je’ kâla’ ruwét, nikmâtéh prosésâh sokkoréh rejekkenâh (Hidup jangan bawa susah, nikmati prosesnya syukuri rejekinya)

Râjekenâh pângerân sâalâm, mun mânossanâh tâk bisah nyokkoreh odién tak kerâh tenâng (Rejekinya tuhan seluruh alam dunia, jika manusia tidak bisa mensyukurinya maka hidupnya tidak akan tenang)

Anilâi réng lake’ benni deri haselâh tape dheri usaha bhén tanggung jewebéh benni karo nyamân naremâh (Menilai orang laki-laki bukan dari hasilnya, akan tetapi dari hasil usaha dan tanggung jawabnya bukan hanya menerima seenaknya).

Berita Terkait

Cyber Sextortion: Apa dan Bagaimana pada Perempuan?
Trotoar, Pedagang, dan Keserakahan
Anugerah Santri Gagal
Menyampah atau Mengolah?
Gaji Guru Honorer, Tanggung Jawab, dan Beban Administrasi
Standar TikTok: Bikin Self Love Atau Terjebak Obsesi?
Pesantren di Era Digital: Sebuah Catatan Sederhana
Gaya Hidup Cashless: Kemudahan atau Ketergantungan?

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 17:18 WIB

Trotoar, Pedagang, dan Keserakahan

Senin, 2 Juni 2025 - 13:24 WIB

Anugerah Santri Gagal

Minggu, 1 Juni 2025 - 13:00 WIB

Menyampah atau Mengolah?

Kamis, 29 Mei 2025 - 10:51 WIB

Gaji Guru Honorer, Tanggung Jawab, dan Beban Administrasi

Minggu, 25 Mei 2025 - 14:30 WIB

Standar TikTok: Bikin Self Love Atau Terjebak Obsesi?

Berita Terbaru

(for NOLESA.COM)

Puisi

Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana

Kamis, 19 Jun 2025 - 17:00 WIB

(for NOLESA.COM)

Resensi Buku

Teka-teki Kematian Aksara Berdarah

Kamis, 19 Jun 2025 - 14:54 WIB