Penyuluh Antikorupsi Asal Sumenep Terima Penghargaan Insan Pengendalian Gratifikasi

Redaksi Nolesa

Senin, 6 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badrul Penyuluh Antikorupsi KPK-RI yang bertugas di Inspektorat Sumenep (paling kanan) ketika menerima Penghargaan Insan Pengendalian Gratifikasi (istimewa)

Badrul Penyuluh Antikorupsi KPK-RI yang bertugas di Inspektorat Sumenep (paling kanan) ketika menerima Penghargaan Insan Pengendalian Gratifikasi (istimewa)

Jakarta, nolesa.com – Penyuluh Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK-RI), Badrul terima penghargaan Insan Pengendalian Gratifikasi.

Badrul sendiri merupakan Penyuluh Antikorupsi KPK-RI yang bertugas di Inspektorat Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur saat ini.

Pria asal Kecamatan Guluk-Guluk itu mendapatkan kesempatan mengisahkan perjuangannya memberikan pemahaman gratifikasi mulai dari tingkat pejabat di lingkungan Pemkab Sumenep, hingga pelosok desa dan kepulauan terluar di ujung timur pulau garam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nilai PPG (Program Pengendalian Gratifikasi) di Kabupaten Sumenep, meningkat menjadi 92.5 di tahun 2021, salah satu hal yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas implementasi PPG adalah dengan sosialisasi di seluruh penjuru.

Waktu bercerita di hadapan pimpinan KPK dan tokoh inspiratif lainnya, mantan aktivis PMII Pamekasan itu berkisah saat memberikan pemahaman antikorupsi di kepulauan terluar Sumenep dengan fasilitas serba terbatas, hingga menempuh perjalanan laut berjam-jam.

Baca Juga :  Global Santri Fest 2024 Sukses Digelar, Peluang Pendidikan ke Amerika untuk Santri Indonesia Kian Terbuka

Badrul mengaku, bagi sebagian orang mungkin sosialisasi merupakan hal yang mudah dilaksanakan, terutama menggunakan tekhnologi informasi. Namun di Sumenep ada beberapa wilayah yang tidak terjangkau jaringan internet, karena berada di pulau terluar.

“Saya melakukan sosialisasi ke tempat tersebut, harus menempuh perjalanan laut menggunakan perahu kecil selama kurang lebih 22-24 jam perjalanan,” tutur Badrul, mengawali kisah inspirasi yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube KPK RI.

Penggunaan bahasa Madura dalam setiap sosialisasi, juga menjadi andalan Badrul untuk mendekatkan pemahaman antikorupsi di Kabupaten berjuluk Kota Keris itu.

“Jika di Kota Besar, pemahaman prihal delik gratifikasi sudah banyak faham, tapi bagi kami yang berada di daerah, harus ada terobosan baru lewat gerakan masif, salah satunya lewat pendekatan adat dan bahasa daerah, agar masyarakat faham,” sebutnya.

Baca Juga :  MK Diskualifikasi H. Ade Sugianto sebagai Pemenang Pilkada Tasikmalaya 2024

Dalam momen lebaran dan hari besar islam lainnya, Badrul bercerita, acap kali dimanfaatkan oknum-oknum untuk menyelipkan gratifikasi.

“Saya lahir dan besar di Madura, jadi paham betul dengan adat istiadat Madura. Untuk itu, saya memanfaatkan pendekatan adat dan kearifan lokal untuk memberikan pemahaman lewat penyuluhan pengendalian gratifikasi,” ujarnya.

Oleh karenanya, pihaknya harus turun ke bawah lewat pendekatan adat untuk memberikan pemahaman dan meminimalisir potensi gratifikasi.

“Di bawah, dalam momen maulid atau lebaran misalnya, potensi gratifikasi cukup besar, lewat pemberian sarung yang harganya hingga jutaan, nah potensi gratifikasinya ada di situ. Kita berikan pemahaman untuk masyarakat,” terangnya.

Baca Juga :  Bantuan Presiden Jokowi untuk Pedagang di Kalimantan Barat

Selain daratan, wilayah kepulauan juga menjadi atensinya, Sumenep dengan 126 pulau, menjadi tantangan tersendiri untuk dirinya memberikan pemahaman antikorupsi bagi para pemangku kebijakan.

“Sumenep banyak pulaunya. Salah satu contoh di pulau Keramaian, Kecamatan Masalembu butuh waktu sekitar 22 jam untuk sampai di sana. Ini tantangan, karena ini tugas mulia kita seberangi hingga pulau-pulau kecil,” urainya.

Untuk itu, pihaknya mengingatkan seluruh elemen bersama-sama berjuang menghindari gratifikasi yang bermuara menjadi korupsi.

“Jangan macam-macam, di Sumenep sudah ada penyuluh antikorupsi, Sumenep ke depan harus terlepas dari suap dan semacamnya,” Badrul mengakhiri.

Penulis : Aris
Editor : Dimas

Berita Terkait

Di Era Presiden Prabowo, Serapan Beras Tertinggi dalam 58 Tahun
Wamen Komdigi Minta Pelaku Industri Media Bersiap Hadapi Dominasi Platform Digital
Nah Loh! 5000 Lebih Rekening Terhubung Aktivasi Judol Diblokir
Sejarah Baru, Presiden Prabowo Membaur Bersama 200 Ribu Buruh
Puan Dorong Akses Keuangan Ramah Gender, Ini Tujuannya
Indonesia dan UEA Perkuat Kerja Sama Pengembangan SDM Digital di Bidang AI
Puan Soroti Lonjakan Kematian PMI akibat Penipuan Daring, Desak Penguatan Perlindungan
BPS Pastikan Data Nasional Akurat dan Sesuai Standar Internasional

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 07:32 WIB

Di Era Presiden Prabowo, Serapan Beras Tertinggi dalam 58 Tahun

Minggu, 4 Mei 2025 - 20:56 WIB

Wamen Komdigi Minta Pelaku Industri Media Bersiap Hadapi Dominasi Platform Digital

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:00 WIB

Nah Loh! 5000 Lebih Rekening Terhubung Aktivasi Judol Diblokir

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:30 WIB

Sejarah Baru, Presiden Prabowo Membaur Bersama 200 Ribu Buruh

Rabu, 30 April 2025 - 19:15 WIB

Puan Dorong Akses Keuangan Ramah Gender, Ini Tujuannya

Berita Terbaru

Presiden Prabowo ditemani Mentri Amran di sebuah lahan pertanian (foto: ist)

Nasional

Di Era Presiden Prabowo, Serapan Beras Tertinggi dalam 58 Tahun

Selasa, 13 Mei 2025 - 07:32 WIB

for NOLESA.COM

Opini

Pesantren di Era Digital: Sebuah Catatan Sederhana

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:04 WIB

Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo menerima SK PAW dari Ketua MUI Jatim, KH. Hasan Mutawakil Alallah di Kantor MUI Jatim, Sabtu, 10/5/2025 (foto: ist)

Daerah

Bupati Sumenep Terima SK PAW

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:46 WIB