Mengenal Trisuci Buddha yang Dirayakan di Hari Raya Waisak

Redaksi Nolesa

Rabu, 22 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inspirasi, NOLESA.COM – Hari ini, 23 Mei 2024 umat Buddha merayakan Hari Raya Purnama Waisak.

Hari Raya Waisak, yang juga dikenal sebagai Vesak atau Wesak, adalah perayaan penting bagi umat Buddha di seluruh dunia.

Hari raya ini memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gautama, yang disebut sebagai Trisuci Waisak: kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama, pencerahan Buddha di bawah pohon Bodhi, dan wafatnya Buddha atau Parinirvana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masing-masing peristiwa itu memiliki makna mendalam yang meresap dalam kehidupan spiritual umat Buddha, menjadikan Waisak tidak hanya sebagai hari libur keagamaan, tetapi juga momen refleksi dan perenungan.

Peristiwa pertama yang diperingati pada Hari Raya Waisak adalah kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama di Taman Lumbini, Nepal, sekitar tahun 563 SM.

Kelahiran Siddhartha diselimuti berbagai tanda dan pertanda yang menunjukkan masa depan luar biasa yang akan dijalani oleh bayi ini.

Menurut kepercayaan umat Buddha, saat Siddhartha lahir, ia langsung dapat berjalan beberapa langkah dan pada setiap langkahnya, bunga teratai mekar. Ini melambangkan kebijaksanaan dan kedamaian yang akan dia bawa ke dunia.

Baca Juga :  Sambut Tahun Baru Islam 1445 H, Inspektorat Sumenep Gelar Ceramah Agama

Kelahiran Buddha dianggap sebagai awal dari perjalanan yang akan membawa pencerahan dan kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian, atau samsara.

Hari kelahiran Buddha ini kemudian dijadikan kesempatan oleh umat Buddha untuk merenungkan asal-usul mereka sendiri dan potensi untuk mencapai pencerahan dalam hidup mereka.

Peristiwa kedua yang dirayakan pada Hari Raya Waisak adalah pencerahan Buddha, yang terjadi di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, ketika Siddhartha Gautama berusia 35 tahun.

Setelah bertahun-tahun mencari kebenaran dan mengalami berbagai bentuk asketisme yang keras, Siddhartha mencapai pencerahan dalam satu malam meditasi mendalam.

Di bawah pohon Bodhi, ia menyadari Empat Kebenaran Mulia (Catur Aryasatya) dan Jalan Mulia Berunsur Delapan (Astangika Marga), yang menjadi inti ajaran Buddha.

Momen itu penting karena menandai transformasi Siddhartha dari seorang pencari menjadi Buddha, Sang Pencerah.

Bagi umat Buddha, pencerahan Buddha bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang pembukaan jalan bagi orang lain untuk mengikuti dan mencapai kebebasan dari penderitaan.

Baca Juga :  Dicintai Karena Gemar Memberi

Peristiwa ketiga yang diperingati pada Hari Raya Waisak adalah Parinirvana Buddha, yang terjadi di Kusinara (sekarang Kushinagar, India) ketika Buddha berusia 80 tahun.

Parinirvana menandakan berakhirnya siklus kehidupan dan kematian untuk Buddha, yang berarti ia telah mencapai kebebasan total dari samsara.

Pada saat itu, Buddha memberikan ajaran terakhirnya kepada murid-muridnya, menekankan pentingnya Dharma dan disiplin diri dalam mencapai pencerahan.

Parinirvana juga menyoroti sifat ketidakkekalan (anicca) dalam kehidupan, mengingatkan umat Buddha bahwa semua hal bersifat sementara dan perubahan adalah bagian dari kehidupan.

Oleh karena itu, oleh umat Buddha momen ini digunakan untuk merenungkan kematian dan ketidakkekalan serta memperkuat tekad untuk hidup sesuai dengan ajaran Buddha.

Perayaan Trisuci Waisak di Bebeberapa Negara

Sebagai tambahan informasi, dalam perayaan Waisak, umat Buddha di seluruh dunia terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Ritual dan upacara meliputi meditasi, nyanyian sutra, dan penerangan lilin.

Baca Juga :  Terbaru di RSUD Sumenep, Ada Rehabilitasi Gratis Bagi Pecandu Narkoba

Salah satu kegiatan penting adalah pemandian patung bayi Buddha, yang melambangkan pembersihan jiwa dan pikiran dari kekotoran batin.

Selain itu, perayaan Waisak juga diisi dengan kegiatan amal seperti pembagian makanan dan kebutuhan pokok kepada yang membutuhkan, serta upaya pelestarian lingkungan dengan penanaman pohon dan kampanye kebersihan.

Semua itu mencerminkan ajaran Buddha tentang cinta kasih (metta) dan welas asih (karuna) terhadap semua makhluk.

Di beberapa negara seperti Sri Lanka, Thailand, dan Myanmar, Waisak dirayakan dengan prosesi besar dan festival yang meriah.

Di Sri Lanka, misalnya, kota-kota diterangi dengan lampu-lampu dan lentera berwarna-warni, sementara di Thailand, umat Buddha melakukan prosesi berjalan mengelilingi candi dengan membawa bunga dan lilin.

Di Indonesia, khususnya di Candi Borobudur, Waisak dirayakan dengan prosesi besar yang diikuti oleh ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru dunia.

Acara itu biasanya dimulai dengan meditasi dan diakhiri dengan pelepasan lampion ke langit, yang melambangkan pelepasan keinginan duniawi dan harapan untuk mencapai pencerahan.

 

Penulis : Wail Arrifki

Editor : Ahmad Farisi

Berita Terkait

Cara Menghangatkan Olahan Daging Sisah Lebaran Idul Fitri
Sahur Sehat Ala Dokter Didik Permadi Nakes di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
Seperempat Abad LPM Retorika
Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi
3 Manfaat Buah Apel untuk Kesehatan Miss V
Inner Beauty: Kecantikan yang Abadi
Inilah Manfaat Daun Kemangi, Nomor 3 Sangat Cocok Jelang Musim Hujan
Fenomena “Teman tapi Menikah”: Beneran Jodoh, FOMO, atau Last Option?

Berita Terkait

Selasa, 1 April 2025 - 16:31 WIB

Cara Menghangatkan Olahan Daging Sisah Lebaran Idul Fitri

Sabtu, 8 Maret 2025 - 07:30 WIB

Sahur Sehat Ala Dokter Didik Permadi Nakes di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Minggu, 2 Maret 2025 - 20:15 WIB

Seperempat Abad LPM Retorika

Selasa, 4 Februari 2025 - 18:26 WIB

Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi

Kamis, 16 Januari 2025 - 02:06 WIB

3 Manfaat Buah Apel untuk Kesehatan Miss V

Berita Terbaru

Jubir Fraksi PKB Sumenep, dr. Virzannida menyampaikan berkas usulan hasil serap aspirasi masa reses II kepada Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin dalam Rapat Paripurna, Rabu 23/4/2025

Daerah

Fraksi PKB Sumenep Ajukan 23 Usulan Pada Rapat Paripurna

Rabu, 23 Apr 2025 - 19:00 WIB

Masa Reses II Usai, DPRD Sumenep Gelar Rapat Paripurna, Rabu 23/5/2025

Daerah

Masa Reses II Usai, DPRD Sumenep Gelar Rapat Paripurna

Rabu, 23 Apr 2025 - 13:00 WIB