Nasional, NOLESA.com – Indonesia diwacanakan bakal bergabung dengan ke blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).
Wacana Indonesia bakal gabung BRICS ini semakin menguat pasca Presiden Jokowi mengunjungi beberapa negara Afrika beberapa waktu lalu.
Menurut Presiden Jokowi, Indonesia saat ini sedang mengkaji dan memahami perihal tawaran untuk gabung BRICS itu. Apakah akan bergabung atau tidak.
“Kita ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dahulu, kita tidak ingin tergesa-gesa,” kata Jokowi dalam keterangan pers yang disiarkan lewat YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (24/8/2023).
Apa Itu BRICS?
BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) adalah aliansi negara-negara Afrika yang mewakili kekuatan ekonomi baru yang memiliki potensi untuk meresapi lanskap geopolitik dan ekonomi global.
Koalisi ini dibentuk pada tahun 2006, telah mendapatkan perhatian besar karena upaya kolektifnya dalam menantang dominasi tradisional kekuatan Barat dan mempromosikan tatanan dunia yang lebih multipolar.
Negara-negara BRICS memiliki keragaman geografis, mencakup empat benua dan beragam budaya, ekonomi, serta sistem politik. Meskipun memiliki perbedaan, negara-negara ini memiliki aspirasi bersama untuk meningkatkan pengaruh global, pembangunan, dan hubungan internasional yang lebih adil.
Salah satu aspek paling menonjol dari aliansi BRICS adalah signifikansi ekonominya. Secara kolektif, kelima negara ini mewakili sebagian besar populasi dan PDB dunia.
China dan India termasuk di antara ekonomi terbesar di dunia, dan laju pertumbuhan mereka telah berperan penting dalam memindahkan pusat gravitasi ekonomi global ke arah Timur.
Negara-negara BRICS telah mendirikan Bank Pembangunan Baru (New Development Bank, NDB), sebelumnya dikenal sebagai Bank Pembangunan BRICS, sebagai alternatif terhadap lembaga keuangan tradisional yang didominasi oleh negara-negara Barat seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
NDB bertujuan untuk memberikan pendanaan bagi proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang, memberikan negara-negara BRICS lebih banyak pengaruh dalam sistem keuangan global.
Selain itu, negara-negara BRICS telah berusaha meningkatkan pengaruh politik mereka secara bersama-sama.
Pertemuan puncak rutin mereka memberikan platform bagi para pemimpin untuk membahas isu-isu global yang mendesak dan mengkoordinasikan posisi mereka tentang berbagai hal mulai dari perubahan iklim hingga kontraterorisme.
Upaya aliansi ini sering sejalan dengan visi dunia yang lebih multipolar, di mana keputusan tidak hanya ditentukan oleh sekelompok negara kuat.
Namun, aliansi BRICS juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu hambatan utamanya adalah perbedaan kepentingan dan prioritas anggota-anggotanya.
Setiap negara memiliki tujuan ekonomi dan politik yang unik, yang kadang-kadang dapat menimbulkan ketegangan dalam aliansi ini.
Misalnya, sengketa perbatasan antara India dan China serta disparitas ekonomi di antara negara-negara anggota kadang-kadang memengaruhi upaya kerjasama mereka.
Selanjutnya, para kritikus berpendapat bahwa negara-negara BRICS belum sepenuhnya mampu menerjemahkan potensi kolektif mereka menjadi perubahan kebijakan global yang signifikan.
Meskipun mereka telah berhasil menghadapi dominasi institusi Barat, institusi-institusi ini masih secara luas membentuk aturan sistem internasional.
Efektivitas NDB dan inisiatif BRICS lainnya masih menjadi perdebatan, karena dampaknya terhadap pembiayaan pembangunan global masih relatif terbatas dibandingkan dengan institusi-institusi tradisional.
Dalam beberapa tahun terakhir, lanskap geopolitik global telah mengalami perubahan signifikan, memengaruhi dinamika aliansi BRICS.
Ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, serta konflik berkelanjutan di Ukraina dan Timur Tengah, telah mengubah prioritas dan strategi negara-negara anggota.
Selain itu, pandemi COVID-19 telah menyoroti perlunya kolaborasi internasional dalam mengatasi tantangan global, yang potensial memberikan peluang bagi BRICS untuk menunjukkan relevansinya.
Sebagai kesimpulan, aliansi BRICS mewakili kekuatan unik dan berkembang dalam arena internasional.
Meskipun menghadapi tantangan yang berasal dari perbedaan internal dan keterbatasan inisiatifnya, potensi mereka untuk mempengaruhi politik dan ekonomi global sebaiknya tidak diabaikan.
Saat dunia terus bertransformasi, BRICS bisa berperan semakin penting dalam membentuk tatanan dunia yang lebih multipolar dan adil, asalkan negara-negara anggotanya dapat mengelola kepentingan yang berbeda dan bekerja secara serasi menuju tujuan bersama.
Penulis: redaksi