Sumenep, nolesa.com – Minggu (28/7/12) Madrasah Nasya’atul Muta’allimin (Nasy-Mut) Candi, Dungkek, Sumenep menggelar Grand Opening Perpustakaan Al-Jailani. Bertempat di Gendung Perpustakaan Al-Jailani, acara tersebut dihadiri oleh pengurus Yayasan Al-Jailani; dewan guru dari masing-masing lembaga; dan beberapa perwakilan dari Ikatan Alumni Madrasah Nasy’atul Muta’allimin (IAMAN), Candi.
Sebagai Kepala Perpustakaan Al-Jailani saat ini, Ach. Qamaruddin, S.Hum., berharap bahwa acara bertajuk “Berbantal Buku, Berselimut Ilmu” tersebut tidak hanya menjadi serimonial dibukanya kembali Perpustakaan Al-Jailani setelah beberapa waktu vakum, melainkan menjadi tonggak kebangkitan literasi di Nasy-Mut.
“Semoga acara ini menjadi awal dari kebangkitan literasi di Nasy-Mut. Saya dan alumni yang lain, insyaallah akan berusaha semaksimal mungkin mengolola Perpustakaan Al-Jailani. Kami tidak ingin mengecewakan pihak yayasan yang telah memberikan ruang kepada alumni untuk mengelola perpustakaan. Semakin dini anak-anak diakrabkan dengan buku, semakin baik. Mereka akan melek literasi, wawasan mereka akan terus tumbuh, dan kecintaan mereka terhadap ilmu pengetahun akan semakin kuat,” tutur Qamar via WhatsApp.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Qamar, setidaknya ada dua pekerjaan rumah (PR) yang harus segera dikerjakan oleh pustakawan Al-Jailani, pertama penambahan koleksi buku. Koleksi buku yang ada dianggap belum memadai untuk kebutuhan siswa-siswi maupun guru Nasy-Mut, baik dari tingkat KB (Kelompok Belajar) hingga Madrasah Aliah (MA), dan Madrasah Diniah (MD). Kedua, membuat kegiatan-kegiatan menyenangkan yang dapat memantik minat baca siswa. Hal itu sangat penting untuk menghapus persepsi membaca buku adalah kegiatan serius dan membosankan.
“Selain koleksi buku yang perlu di-upgrade, problem kita saat ini adalah menghilangkan persepsi siswa bahwa membaca buku itu berat dan membosankan. Problem ini mungkin ibarat gunung es yang membuat perpustakaan tidak menarik. Ke depan akan kita buat kegiatan-kegiatan menyenangkan untuk mengedukasi siswa akan hal itu. Sebab selain mengurus administrasi dan inventeris perpustakaan, edukasi literasi itu juga tugas utama seorang pustakawan,” jelas Qamar.
Ruhan S.Ag., Ketua Yayasan Al-Jailani, mengapresiasi semangat pengurus Perpustakaan Al-Jailani. Meskipun minim pendanaan, ia yakin semangat tinggi dari pengurus Perpustakaan Al-Jailani akan mengalahkan segala keterbatasan yang ada. Selain itu, A. Ruhan juga menghimbau seluruh tenaga pengajar agar turut berpartisipasi dengan memberikan stimulus kepada siswa-siswi untuk berkunjung dan membaca buku di perpustakaan. Sebab menurutnya, perpustakaan adalah roh pendidikan.
“Perpustakaan adalah rohnya pendidikan. Pengurus Yayasan sangat berharap perpustakaan bisa dikelola dengan baik. Untuk itu perlu dukungan dari berbagai pihak. Dukungan itu bisa macam-macam, tidak hanya pendanaan. Ini adalah tugas kita semua, bukan hanya pengurus perpustakaan. Tenaga pendidik juga harus memberikan stimulus kepada para siswa supaya memeliki semangat membaca dan datang ke perpustakaan,” tutur A. Ruhan dalam sambutannya.
Setelah mengakhiri sambutannya, A. Ruhan memotong pita sebagai simbol Pepustakaan Al-Jailani resmi dibuka.
Penulis : Sabit
Editor : Dimas