Puisi
Begadang

Senyum rembulan menyinari penyair
Yang sedang mengaduk kata
Secangkir aroma kenangan
Mengaduk rotasi harapan
Yang berputar pada tumpunya
Hiruk pikuk kelakson kebisingan dari kejauhan
Berselimut kabut kedinginan
Memoar kerinduan kian membeku
Pada khatulistiwa yang melintang di kepalaku
Waktu itu telah sunyi
Flora, fauna sedang menikmati mimpi
Aku dan dia berlagak lugu
Mengundang sedikit tawa
Menggema di ruang hampa
Bersama kokokan ayam ketawa
Melihatmu laksana bintang kejora
Tak tahan ingin melihatnya
Menahan perihnya mata
Ketika rasa terkikis pesona
Melihatmu, memoar rindu yang tak kunjung pergi
Melihatmu, semerbak bunga bermekaran di pagi hari
Senyum tawa tiada henti
Sepoi angin yang dingin
Kini mengubah kehangatan
Semangat tiada henti
Hingga fajar tiba
Api unggun yang sedang membakar hati
Membaca diksi nyata
Menerima apa adanya
Datang membawa bukti
Namun, aku tak bisa membalasnya serupa
Ketika itu
Hingga saat ini
Sebuah kata yang berlabuh di gendang telinga
Kini terukir dalam lubuk
Bersemayam dalam mimpi
Kota Batu

-
Mimbar4 hari ago
Melek Agama dan Politik Melalui Antologi Puisi Negeri Daging Karya Ahmad Mustofa Bisri
-
Cerpen4 hari ago
Suara Kematian (Cerpen Ramli Lahaping)
-
Mimbar5 hari ago
Pemilu: Partai Sibuk, Rakyat Santai
-
Puisi4 hari ago
Pulang- Puisi Muhammad Dzunnurain
-
Opini4 hari ago
Mengingat Kembali Sejarah Hari Guru Nasional
-
Peristiwa24 jam ago
Puskesmas Batang-Batang Diluruk Warga
-
Suara Perempuan10 jam ago
Cinta dan Ingatan Mutia Sukma: Wanita dengan Segala Bentuk Cintanya
-
Opini4 hari ago
Membangun Karakter Entrepreneur Mahasiswa Melalui Digital Marketing