Malang, NOLESA.com — Belakangan ini publik diramaikan sejumlah isu atau persoalan bangsa yang kontroversial. Salah satunya yang terbaru adalah kenaikan Harga bahan bakar minyak (BBM) Subsidi tepatnya Sabtu, 3 September 2022 kemarin.
Menanggapi fenomena tersebut, Koordinator pusat Forum Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FORSEMASHI) Muhammad Suhud mengatakan, Sebagai mahasiswa kita tidak bisa diam-diam saja melihat negara yang sudah tidak baik-baik saja.
“Tak heran, jika isu mengenai kenaikan BBM menjadi isu yang kemudian ditanggapi oleh semua kalangan masyarakat, karena BBM menjadi hal yang snagat penting dan menyangkut kepentingan hidup masyarakat banyak khususnya bagi masyarakat menengah kebawah,” tegas Muhammad Suhud kepada awak media, Rabu, 7 September 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan hal ini, Forum Senat Mahasiswa fakultas Syariah dan Hukum Se-Indonesia ( FORSEMASHI ) mengeluarkan pernyataan sikap setelah melakukan Rapat Kerja Nasional dihadiri senat Mahasiswa Se-Indonesia yang bertempat di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sejak tanggal 5-7 September 2022, maka FORSEMASHI menuntut :
1. Menolak kenaikan harga BBM bersubsidi
2. Mendesak pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan subsidi BBM yang tepat sasaran
3. Mendesak Pemerintah untuk memberantas mafia BBM
4. Mendesak pemerintah untuk melibatkan unsur masyarakat dalam mengatasi kenaikan harga BBM
Sekertaris pusat Forsemashi, Ibrahim Ardyga juga mengatakan bahwa kenaikan harga BBM merupakan tindakan yang tidak bijak dan tidak tepat.
Kenaikan harga BBM subsidi merupakan kebijakan yang digunakan pemerintah untuk menekan beban APBN untuk subsidi BBM yang diperkirakan akan membengkak. Akan tetapi, kebijakan tersebut lebih mengarah kepada penyengsaraan masyarakat.
“Untuk mengatasi persoalan tersebut seharusnya lebih di tekankan pada evaluasi skema pendistribusian subsidi BBM sehingga tepat sasaran,” saran Ibrahim Ardyga
Harapan besar sebagai Mahasiswa adalah terpenuhinya seluruh tuntutan yang saat ini telah di suarakan oleh seluruh mahasiswa dan masyarakat di penjuru Indonesia.
“Semoga pemerintah masih mendengar setiap keluhan dan aspirasi masyarakat kecil,” tutupnya dengan suara menggelegar.(*)
Penulis : Aris
Editor : Ahmad Farisi