Seperempat Abad LPM Retorika

Redaksi Nolesa

Minggu, 2 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Abd. Kadir Pembina Komunitas Kata Bintang Sumemep (Foto: dok. pribadi)

Abd. Kadir Pembina Komunitas Kata Bintang Sumemep (Foto: dok. pribadi)

Oleh Abd. Kadir*


Pertengahan Februari lalu saya diundang teman-teman Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Retorika STKIP PGRI Sumenep. Saya diundang atas nama pendiri LPM. Acaranya dikemas dalam “Temu Alumni dan Harlah ke-25 LPM Retorika”. Dalam kesempatan itu, saya juga diminta untuk memberikan orasi seputar sejarah LPM di STKIP dan fenomena tantangan pers mahasiswa di masa mendatang.

Sebagai sebuah organisasi kampus, usia seperempat abad bagi LPM Retorika adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan dinamika. Selama 25 tahun, LPM telah menghadapi berbagai tantangan, perubahan dalam dunia jurnalistik dan kampus, serta berperan dalam memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi dan mengasah kemampuan menulis serta nalar dan analisis kritis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fenomena sejarah yang menyertai LPM ini bisa dipahami dari konteks eksistensinya sejak awal berdirinya sebagai organisasi yang tidak masuk dalam lingkup UKM kampus, sampai saat ini menjadi salah satu UKM kampus. Artinya, seperempat abad ini telah menjadi fakta sejarah tersendiri dengan realitas keberadaan awal LPM yang masih mandiri dengan segala pembiayaan sendiri sebagai sebuah organisasi kampus (atau yang dulu sering disebut bahaya laten kampus) dengan segala dinamika di dalamnya, hingga saat ini yang berada dalam wilyah “kekuasaan” kampus: dengan segala hiruk pikunya yang menjadi tanggung jawab kampus (termasuk dari sisi pembiayaan kegiatan organisasinya).

Baca Juga :  Apa yang Dimaksud dengan ”Id, Ego, dan Super-Ego” dalam Teori Kepribadian Freud?

Sejak awal, LPM memang menjadi cermin dari kehidupan kampus, menyuarakan isu-isu yang relevan, baik yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa maupun isu sosial yang lebih besar. Dengan usia yang sudah mencapai seperempat abad, LPM tentunya sudah mencatatkan banyak prestasi dan pengalaman yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kampus, termasuk menjadi UKM yang menerima penghargaan UKM “terupdate” dari kampus.

Namun demikian, di masa mendatang, LPM akan dihadapkan pada beberapa tantangan. Pertama, perkembangan teknologi dan media digital. Diakui bahwa perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat mengubah cara orang mengakses informasi. Media sosial, blog, dan platform lainnya semakin mendominasi, dan banyak orang cenderung mencari informasi secara instan. Oleh sebab itu, LPM perlu beradaptasi dengan teknologi baru, misalnya dengan mengembangkan platform digital, seperti website, podcast, atau kanal media sosial, untuk menjangkau audiens lebih luas dan relevan dengan gaya hidup digital mahasiswa.

Kedua, persaingan dengan media komersial. Dalam perspektif ini, media komersial seringkali memiliki sumber daya yang lebih besar, sehingga mereka lebih mudah untuk menghasilkan konten berkualitas dan menjangkau audiens yang lebih luas. Untuk itu, LPM bisa memfokuskan diri pada konten yang lebih mendalam, investigatif, dan sesuai dengan isu-isu kampus yang lebih spesifik, yang mungkin diabaikan oleh media mainstream. Dengan demikian, mereka tetap relevan dan memiliki audiens yang loyal.

Baca Juga :  Keutamaan Menambah Uang Belanja Istri pada 10 Muharram

Ketiga, keterbatasan sumber daya. Sebagai organisasi yang biasanya dijalankan oleh mahasiswa dengan sumber daya yang terbatas, LPM sering kali kesulitan dalam memproduksi konten berkualitas secara konsisten. Oleh karena itu, perlu dibangun kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan perguruan tinggi lain, senior dan alumni LPM, perusahaan, atau media profesional untuk mendapatkan pelatihan, alat, dan sumber daya yang lebih baik. Selain itu, memperkuat manajemen sumber daya manusia di dalam LPM sangat penting agar operasionalnya tetap efektif. Selama ini, dilat jurnalistik tingkat dasar (DJTD) dan diklat jurnalistik tingkat lanjut (DJTL) perlu terus diagendakan bahkan semakin dimatangkan.

Keempat, masalah keberlanjutan dan pengelolaan organisasi. Keberlanjutan LPM sering terancam karena pergantian pengurus yang rutin setiap tahun. Ketika pengurus baru tidak memiliki cukup pengalaman atau pemahaman tentang tujuan dan tugas LPM, organisasi bisa kehilangan arah. Untuk itu, perlu sistem pendampingan dan pelatihan yang kuat untuk pengurus baru agar mereka dapat mengelola LPM dengan baik. Selain itu, membangun budaya kolaboratif dan transfer pengetahuan antar generasi pengurus juga sangat penting.

Kelima, kebebasan pers dan sensor kampus. Di beberapa kampus, kebebasan pers mahasiswa bisa terhambat oleh kebijakan kampus yang kurang mendukung, atau bahkan adanya tekanan dari pihak tertentu untuk menyensor konten. Di sini, LPM perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang hak-hak kebebasan pers dan menjaga independensinya. Menjalin hubungan yang baik dengan dosen atau pihak kampus yang mendukung kebebasan berbicara juga sangat penting. LPM harus tetap berada di “jalur yang benar” untuk tetap kritis dan objektif terhadap segala hal kebijakan kampus.

Baca Juga :  Berjuang Tanpa Sosok Ayah Sedari Sekolah, Aliya Pun Wisuda

Keenam, isu relevansi konten. Dipahami, kadang LPM terjebak dalam pembuatan konten yang terlalu formal atau tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan audiens muda, khususnya mahasiswa. Dalam konteks ini, LPM harus terus melakukan riset tentang apa yang sedang tren dan relevan bagi mahasiswa, serta menggabungkan elemen-elemen yang menarik, seperti humor, visual yang menarik, dan isu-isu kontemporer yang menghubungkan mahasiswa dengan masalah global.

Beberapa tantangan ini perlu disikapi secara arif oleh LPM di masa mendatang dengan memposisikan diri lebih kreatif, adaptif, dan inovatif dalam menjalankan fungsinya sebagai pilar kebebasan pers dan pengembangan wawasan mahasiswa. Diharapkan bahwa di usia seperempat abad LPM Retorika ini, nalar kritis mahasiswa harus tetap terjaga. LPM harus konsisten untuk mengembangkan kemampuan jurnalistik dan komunikasi mahasiswa, serta memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide, opini, dan informasi kepada komunitas kampus maupun masyarakat luas. LPM juga berperan sebagai pilar dalam menjaga kebebasan berpendapat dan mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya informasi yang akurat dan objektif. Semoga!


*Pembina Komunitas Kata Bintang Sumenep

Berita Terkait

Sahur Sehat Ala Dokter Didik Permadi Nakes di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi
3 Manfaat Buah Apel untuk Kesehatan Miss V
Inner Beauty: Kecantikan yang Abadi
Inilah Manfaat Daun Kemangi, Nomor 3 Sangat Cocok Jelang Musim Hujan
Fenomena “Teman tapi Menikah”: Beneran Jodoh, FOMO, atau Last Option?
Memasuki Musim Hujan, Konsumsi 3 Buah Ini untuk Menjaga Kekebalan Tubuh
Mengingatkan, Ini Sejarah Singkat Lahirnya Sumpah Pemuda

Berita Terkait

Sabtu, 8 Maret 2025 - 07:30 WIB

Sahur Sehat Ala Dokter Didik Permadi Nakes di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Minggu, 2 Maret 2025 - 20:15 WIB

Seperempat Abad LPM Retorika

Selasa, 4 Februari 2025 - 18:26 WIB

Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi

Kamis, 16 Januari 2025 - 02:06 WIB

3 Manfaat Buah Apel untuk Kesehatan Miss V

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:20 WIB

Inner Beauty: Kecantikan yang Abadi

Berita Terbaru