Tokoh, NOLESA.COM – Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, dirumuskan oleh tiga tokoh penting yang memiliki peran sentral dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Ketiga tokoh itu ialah Soekarno, Mohammad Yamin, dan Soepomo.
Ketiga tokoh itu tidak hanya dikenal sebagai perumus Pancasila, tetapi juga sebagai pahlawan nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kontribusi mereka sangat berarti dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan pembangunan.
Soekarno, Mohammad Yamin, dan Soepomo, tidak hanya berperan dalam perumusan Pancasila, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan awal Republik Indonesia.
Soekarno dengan karismanya berhasil mempersatukan berbagai elemen bangsa untuk mencapai kemerdekaan dan memimpin Indonesia di masa-masa awal yang penuh tantangan.
Mohammad Yamin dengan pemikirannya yang cemerlang dan karya-karyanya yang memperkuat semangat kebangsaan memberikan kontribusi besar dalam pembentukan identitas nasional.
Soepomo dengan pemikirannya yang mendalam tentang sistem kenegaraan memberikan landasan yang kokoh bagi berdirinya negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
1. Soekarno
Soekarno, yang dikenal sebagai proklamator kemerdekaan dan Presiden pertama Indonesia, lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya.
Ia merupakan putra dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Sejak muda, Soekarno telah menunjukkan minat besar dalam bidang politik dan pergerakan kemerdekaan.
Soekarno menempuh pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung) dan memperoleh gelar insinyur.
Karir politik Soekarno dimulai saat ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927, yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia melalui pergerakan non-kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda.
Soekarno sering kali ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah kolonial karena aktivitas politiknya.
Namun, hal ini tidak menghentikannya untuk terus berjuang. Pada saat sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan konsep Pancasila sebagai dasar negara, yang terdiri dari lima prinsip: kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan.
Pancasila kemudian diterima dan menjadi dasar filosofis negara Indonesia yang merdeka.
2. Moh. Yamin
Mohammad Yamin, yang juga memainkan peran penting dalam perumusan Pancasila, lahir pada 23 Agustus 1903 di Talawi, Sumatera Barat.
Moh. Yamin adalah seorang politisi yang memiliki latar belakang pendidikan hukum. Yamin menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta dan kemudian melanjutkan studinya di Belanda.
Ia adalah salah satu tokoh penting dalam pergerakan nasional dan dikenal dengan karya-karyanya yang memperkuat semangat kebangsaan.
Dalam sidang BPUPKI, Yamin mengusulkan lima asas sebagai dasar negara, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Usulannya itu kemudian menjadi salah satu landasan penting dalam perumusan Pancasila. Selain kontribusinya dalam perumusan Pancasila, Yamin juga dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Indonesia Raya (Parindra) dan aktif dalam berbagai kegiatan politik serta kebudayaan.
Ia berperan penting dalam menyusun berbagai naskah sejarah yang memperkuat identitas nasional Indonesia.
3. Soepomo
Soepomo, yang juga merupakan salah satu tokoh perumus Pancasila, lahir pada 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Soepomo menempuh pendidikan hukum di Universitas Leiden, Belanda, dan dikenal sebagai ahli hukum yang memiliki pemikiran mendalam mengenai sistem kenegaraan.
Ia adalah salah satu arsitek utama UUD 1945 dan berperan besar dalam perumusan dasar negara Indonesia.
Dalam sidang BPUPKI, Soepomo menyampaikan pemikirannya mengenai negara integralistik, yaitu konsep negara yang menyatukan seluruh elemen masyarakat tanpa memisahkan kepentingan individu dan kolektif.
Pemikirannya ini memberikan landasan filosofis yang kuat bagi dasar negara Pancasila.
Selain itu, Soepomo juga menjelaskan pentingnya gotong royong dan persatuan dalam kehidupan bernegara, yang menjadi salah satu ciri khas Indonesia.
Setelah kemerdekaan, Soepomo menjabat sebagai Menteri Kehakiman dalam kabinet pertama Republik Indonesia dan terus berkontribusi dalam pembangunan sistem hukum Indonesia.
Penulis : Wail Arrifki
Editor : Ahmad Farisi