Oleh Eva Anisa*
Semua orang yang berada di bangku kuliah berharap menjadi mahasiswa yang luar biasa. Istilah “luar biasa” sama dengan “bagus” atau “hebat” dan menunjukkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan teman mahasiswa lainnya.
Pada dasarnya, setiap mahasiswa memiliki potensi untuk menjadi mahasiswa yang luar biasa, asalkan mereka bersungguh-sungguh dan memahami faktor-faktor kunci untuk meraih kesuksesan di bangku perkuliahan. Meskipun penilaian tentang kehebatan seorang mahasiswa bersifat relatif, namun, secara umum, beberapa hal ini bisa dipahami dapat menjadi kunci kesuksesan bagi seorang mahasiswa di perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai langkah awal, upayakan menjadi mahasiswa yang ‘cerdas’. Terkait dengan kecerdasan ini, ada tiga jenis kecerdasan yang diperlukan bagi seorang mahasiswa. Pertama, adalah kecerdasan intelektual, yang sering disebut sebagai IQ (intellegence quotient).
Jenis kecerdasan ini melibatkan kemampuan kognitif seperti berpikir, mengingat, menghafal, memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan memecahkan masalah. Hal ini sangat esensial dan wajib dimiliki oleh individu yang sedang menjalani proses pembelajaran secara formal di lembaga pendidikan, khususnya mahasiswa.
Mahasiswa yang berprestasi akan memanfaatkan sepenuhnya kemampuan berpikirnya, sehingga dapat mencapai kesimpulan dengan jelas tanpa kebingungan. Kemampuan daya ingatnya terus diasah dan diperkaya dengan pengetahuan baru.
Kemampuannya dalam memahami dan menganalisis informasi menjadi faktor kunci saat menyelesaikan tugas akhir seperti skripsi, sehingga ia dapat menghasilkan karya yang konsisten dengan permasalahan yang diangkat. Selain itu, kemampuan untuk mengevaluasi dan menyelesaikan masalah merupakan bagian penting.
Seorang mahasiswa berprestasi akan terus mengidentifikasi kekurangan dirinya dan gigih belajar untuk meningkatkan pengetahuannya.
Dalam konteks ini, mahasiswa bisa sampai pada fase ini dibantu dengan kecerdasan kedua, yaitu kecerdasan emosional (emotional quotient/EQ). Dalam perspektif ini, kecerdasan emosional juga penting. Kecerdasan emosional membantu mahasiswa mengelola emosi, memahami orang lain, beradaptasi, berkolaborasi, menjaga disiplin, tanggung jawab, dan mempertahankan komitmen.
Mahasiswa yang kuat tidak akan membiarkan keterbatasan (finansial utamanya) menghalangi ambisinya untuk mengejar pendidikan tinggi. Sebaliknya, ia yakin bahwa melalui pendidikan, kehidupannya akan menjadi lebih mapan. Sebagian dari mereka bahkan rela menggunakan waktu luang di luar jam kuliah untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan tambahan guna mendukung keuangan mereka.
Ketiga, kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk mencari makna dan tujuan dalam kehidupan, serta memiliki kesadaran yang mendalam tentang diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan alam semesta. Hal ini melibatkan pengembangan nilai-nilai seperti kasih sayang, belas kasihan, kedermawanan, dan kesadaran diri yang tinggi.
Keempat, adalah kemandirian dan ketangguhan. Jadilah mahasiswa yang mandiri dan tangguh. Dalam konteks ini, mahasiswa yang belajar di kota asing akan mengalami pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan yang tinggal di dekat rumah atau kota asalnya.
Lingkungan baru akan mendorong mereka untuk menjadi mandiri secara emosional, karena mereka terpisah dari keluarga dan harus belajar untuk mengatasi tantangan sendiri tanpa bergantung pada hubungan darah. Dari segi sosial, dia telah terpisah dari lingkungannya yang akrab, dan lingkungan baru akan memaksa dan membentuknya untuk mengenal orang-orang baru. Seiring waktu, kemampuan sosialnya untuk beradaptasi akan berkembang.
Namun, itu tidak berarti mahasiswa yang belajar di kampus yang berada di kota tempat tinggalnya tidak bisa mandiri. Mereka masih bisa mandiri, tetapi pengalaman mereka akan berbeda dengan mahasiswa yang merantau untuk belajar. Mandiri juga bisa berarti mahasiswa tersebut berhasil mengurangi beban finansial orang tua dan dapat menyelesaikan tugas-tugas kampus sendiri tanpa melakukan kecurangan atau meminta bantuan orang lain.
Dalam menjalani kehidupan pendidikan, memiliki sifat mandiri dan tangguh adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Mahasiswa yang tangguh dan mandiri memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan, mengatasi hambatan, dan mencapai tujuan dengan tekad yang kuat.
Mahasiswa yang tangguh ditandai dengan ketangguhannya dalam menghadapi kesulitan. Mereka tidak mudah menyerah di tengah jalan, melainkan menemukan solusi dan terus berusaha meskipun dihadapkan pada tantangan yang sulit. Kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi tekanan dan kegagalan merupakan aspek penting dari karakter tangguh yang harus dimiliki pelajar.
Selain itu, mahasiswa yang mandiri mampu mengambil tanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka sendiri. Mereka tidak bergantung sepenuhnya pada bantuan orang lain, tetapi memiliki inisiatif untuk mencari informasi, memecahkan masalah, dan mengatur waktu mereka sendiri dengan efisien. Kemandirian memungkinkan pelajar untuk berkembang secara pribadi dan mengambil kendali atas masa depan mereka.
Memiliki sifat mandiri dan tangguh bagi mahasiswa adalah keniscayaan. Kemampuan untuk menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan akan membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam pendidikan dan kehidupan secara umum.
Selain itu, pengalaman di luar kelas juga merupakan sarana penting untuk mengembangkan sifat tangguh dan mandiri. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, magang, atau sukarelawan akan membantu mahasiswa memperluas wawasan mereka, mengembangkan keterampilan sosial, dan belajar menghadapi berbagai situasi yang mungkin mereka hadapi di masa depan.
Oleh karena itu, ketiga faktor tersebut merupakan bekal utama bagi seorang mahasiswa yang ingin menjadi sukses: kecerdasan, ketangguhan dan kemandirian. Mahasiswa cerdas, tangguh dan mandiri saat belajar di perguruan tinggi, akan menatap masa depan dengan optimis dan siap bersaing dalam tantangan kehidupan yang kompleks.
*) Mahasiswa Prodi PBSI, STKIP PGRI Sumenep