Laksamana Cheng Ho dan Islamisasi Nusantara

Jumat, 27 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muslim China atau Tiongkok memainkan peran penting dalam proses islamisasi di Nusantara. Sejarah menunjukkan, meski pada tahap-tahap awal proses masuknya Islam ke Nusantara diperkirakan masuk melalui jalur perdagangan yang dimotori oleh muslim Arab, Persia dan India, peran muslim negeri China atau Tiongkok juga tak bisa dilupakan begitu saja.

Sebelum abad ke 14, menurut beberapa sejarawan, komunitas China sudah menjadi warna tersendiri yang mewarnai keragaman masyarakat Nusantara. Akan tetapi, belum diketahui jelas apakah, di samping berdagang, mereka juga menyebarkan agama Islam di Nusantara atau tidak.

Keterlibatan etnis China atau Tionghoa baru tercatat jelas setelah kedatangan Laksaman Cheng Ho yang diperkirakan berlabuh ke Nusantara pada abad ke-15. Laksamana Cheng Ho (1371-1433) adalah seorang bahariwan Muslim asal Yunan, Tiongkok. Ia berasal dari keluarga muslim. Nama lengkapnya adalah Mohammad Cheng Ho (Leo Suryadinata dalam Baha Zarkhoviche, 2017: 148).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia adalah seorang penjelajah muslim ulung sekaligus bijaksana, yang—bersama 200 awak kapal—mampu memimpin 30.000 orang  menjelajahi berbagai macam negara dan benua. Sebagian catatan sejarah mengungkapkan bahwa Laksamana Cheng Ho lah penemu Benua Amerika, jauh sebelum Christopher Columbus, seorang bajak laut yang oleh sejarah mainstream ditulis sebagai penemu benua Amerika tersebut.

Baca Juga :  Dengan Semangat Entrepreneur, Akhmad Ma'ruf Ingin Membangun Kekuatan Ekonomi Madura

Konon, sepanjang hidupnya, bersama para rekan-rekannya, ia mampu menjelajahi 30 negara. Karena itu, jika para penjelajah samudera yang berasal dari Eropa disebut-sebut sebagai penjelajah, Laksamana Cheng Ho pantas disebut sebagai ”raja laut” jika dilihat dari banyaknya Armada yang pimpin; yang tidak hanya membawa ribuan awak kapal, tetapi juga barang dagangan seperti emas, dan karya kesenian lainnya.

Cheng Ho dan Penyebaran Islam di Nusantara

Sebagai penjelajah dan penyebar Islam di Asia Tenggara, Laksamana Cheng Ho singgah di Nusantara sekitar abad ke 15. Secara garis waktu, hal itu menunjukkan bahwa Laksamana Cheng Ho bukanlah orang Islam pertama yang menyebarkan Islam di Nusantara. Sebelum Laksamana Cheng Ho, pedagang dari Arab, Persia dan India tercatat sudah menempati Nusantara lebih dulu.

Baca Juga :  Biografi Politik Rëcép Tayyip Erdögân

Menurut catatan perjalanan Laksamana Cheng Ho yang ditulis oleh Ma Huan (sekretaris ekspedisi Cheng Ho) disebutkan bahwa sekitar tahun 1400 telah banyak saudagar Islam  Arab yang mendiami Nusantara, tepatnya di selatan utara Pulau Jawa (Baha Zarkhoviche, 2017: 141). Yang selain melakukan kegiatan dagang dan ekonomk, juga intens  memperkenalkan Islam kepada penduduk warga pribumi.

Akan tetapi, meski bukan orang Islam pertama yang singgah dan menyebarkan Islam di Nusantara, namun Laksamana Cheng Ho memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Sebab, selain mengemban misi diplomatik dan perdagangan, Laksamana Cheng Ho juga membawa misi lain, yakni menyebarkan Islam ke daerah-daerah yang ia kunjungi.

Salah satu strategi yang digunakan Cheng Ho adalah dengan cara menempatkan konsul dari  Tiongkok muslim di tempat yang disinggahinya. Di Semarang, awak kapal atau konsul ditempatkan Laksamana Cheng Ho membangun Masjid Cheng Ho yang kini sudah berubah fungsi menjadi Klenteng Sampo Kong. Sejak didirikan, masjid yang berubah fungsi menjadi klenteng itu memiliki corak dan arsitektur yang unik; perpaduan antara kebudayaan China, Jawa, dan Timur Tengah.

Baca Juga :  Irwan Langsung Bergabung dengan Pemain Musik Klenengan

Selain di Semarang, penempafan konsul-konsul muslim Tiongkok  juga dilakukan oleh Cheng Ho di beberapa tempat lain yang ia singgahi. Seperti Aceh, Jawa Timur, Palembang dan Demak. Bahkan, Laksamana Cheng Ho diketahui juga memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah, seorang ulama keturunan Tionghoa yang memiliki nama Jin Bun.

Diketahui, di bawah perintah Dinasti Ming, Laksamana Cheng Ho tercatat beberapa kali mengunjungi Kerajaan Demak. Tujuannya adalah memperbaiki hubungan Tiongkok dengan Kerajaan Demak yang sebelumnya sempat tercoreng di bawah kekuasaan Dinasti Mongol (Yuan).

Di tengah kunjungan-kunjungan diplomatik itu, Laksamana Cheng Ho juga tercatat sering kali berinteraksi dengan tokoh-tokoh penyebar Islam di Nusantara. Catatan ini menunjukkan bahwa Islam di Nusantara, juga memiliki keterkaitan dan hubungan kuat dengan tokoh-tokoh muslim China seperti Laksamana Cheng Ho.

Berita Terkait

Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi
Langkah Kecil untuk Mimpi Besar: Kisah Inspiratif Pasangan F. Haris Oktaviano dan Lorensa Advenia Berdayakan Pekerja dan Peserta Didik
Erna Sujarwati, Sosok Politisi Perempuan yang Dikenal Tegas
Bangga dan Bersyukur Tetap Menjadi Bagian Pejuang Demokrasi
Politisi Arif dan Bijak Itu Mendahului Kita
Dua Pendekar Hukum Indonesia yang Berdarah Madura
Abiem Restu Pratama, Prinsipnya Mandiri dan Kerja Keras
Berjuang Tanpa Sosok Ayah Sedari Sekolah, Aliya Pun Wisuda

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 18:26 WIB

Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi

Rabu, 2 Oktober 2024 - 19:04 WIB

Langkah Kecil untuk Mimpi Besar: Kisah Inspiratif Pasangan F. Haris Oktaviano dan Lorensa Advenia Berdayakan Pekerja dan Peserta Didik

Jumat, 20 September 2024 - 23:05 WIB

Erna Sujarwati, Sosok Politisi Perempuan yang Dikenal Tegas

Selasa, 13 Agustus 2024 - 15:44 WIB

Bangga dan Bersyukur Tetap Menjadi Bagian Pejuang Demokrasi

Sabtu, 27 Juli 2024 - 05:55 WIB

Politisi Arif dan Bijak Itu Mendahului Kita

Berita Terbaru