Equilibrium Sosial-Inklusif, Dari Sumenep untuk PMII Jatim Lebih Baik

Redaksi Nolesa

Kamis, 29 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Calon Ketua PKC PMII Jawa Timur, Maksudi (for NOLESA.COM)

Calon Ketua PKC PMII Jawa Timur, Maksudi (for NOLESA.COM)

SUMENEP, NOLESA.COM – Calon Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur (Jatim), Maksudi, menawarkan gagasan baru untuk gerakan PMII, yakni “Equilibrium Sosial-Inklusif”.

Gerakan ini wujud keprihatinan atas kuatnya polarisasi sosial, rendahnya literasi digital, serta lemahnya keseimbangan antara keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan dalam tubuh PMII.

Gagasan ini memadukan teori ekonomi Walras dan Marshall, serta teori sosiologi Parsons, dengan kerangka kerja konseptual yang mengintegrasikan nilai-nilai agama, kebangsaan, pengetahuan, dan keberlanjutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

PMII Sebagai Penyeimbang

“PMII Jatim mesti menjadi penyeimbang. Di sinilah equilibrium kita perankan. Sebuah organisasi Aswaja tak hanya kuat secara ideologis, tapi juga tangguh dalam menjawab tantangan digital, lingkungan, hingga ekonomi kader,” kata Maksudi, Kamis, 29 Mei 2025.

Baca Juga :  Kemeriahan Hari Jadi ke-754 Kabupaten Sumenep, Oktober Full Event

Konsep “Equilibrium Sosial-Inklusif”, kata Maksudi, diterjemahkan dalam 5 misi besar, yakni kaderisasi holistik berbasis potensi zaman, perluasan partisipasi kader di sektor strategis, optimalisasi peran ulama dan umara dalam moderasi beragama, advokasi publik berbasis data dan media kreatif, serta kemandirian organisasi melalui inkubasi wirausaha sosial dan pembentukan BUMKC.

Maksudi mengharapkan PMII tidak hanya organisasi yang bersifat reaktif. Namun, menjadi aktor intelektualitas, aktivisme, dan inovasi sosial.

Menjawab Tantangan Lokal dengan Nalar Global

Maksudi menginginkan PMII Jatim menjadi think tank mahasiswa Islam progresif hari ini dan masa depan.

Itu dapat diwujudkan salah satuny dengan pendirian Sekolah Vokasi PMII Jatim, yang menggabungkan keislaman dengan literasi digital, keterampilan teknis, dan kepemimpinan komunitas.

Baca Juga :  KKN IST Annuqayah Jembatani Masyarakat Lapataman Soal Pengelolaan Limbah Tambak Udang

“Bila kita ingin PMII menjadi center of gravity, kita tidak bisa hanya mengandalkan aktivisme konvensional. Kita harus bisa mendialogkan tradisi dengan teknologi, nilai spiritual dengan data saintifik,” ujarnya.

Toleransi dan Advokasi Lingkungan

PMII Jatim diharapkan lebih besar dalam menjaga kohesi sosial, dengan cara pembentukan Forum Lintas Iman. Ini mendorong insan pergerakan sebagai fasilitator dialog antaragama di lingkungannya.

“PMII harus hadir sebagai perekat bangsa, bukan sekadar penggerak opini sesaat. Kita perlu menyulam kebhinekaan dengan program yang menyentuh akar rumput,” ungkapnya.

Di bidang lingkungan, Maksudi menyoroti pentingnya respons strategis atas krisis ekologi, dengan bentuk advokasi berbasis data.

Kemandirian Ekonomi

Menjawab ketergantungan pendanaan, Maksudi mencanangkan pembentukan BUMKC (Badan Usaha Milik Koordinator Cabang) yang berbasis pada prinsip keuntungan ekonomi, dampak sosial, dan keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Ajak Para Pemimpin Negara G20 Tanam Pohon Mangrove di Tahura

Selain itu, ia akan menginisiasi Inkubator Wirausaha Sosial PMII Jatim dan pendanaan kolektif berbasis crowdfunding filantropi kader dan alumni.

“Inilah saatnya kita membangun ekonomi kader. Bukan hanya bicara tentang kritik sosial, tapi menciptakan solusi ekonomi yang membebaskan,” jelasnya.

Menuju Gerakan Transformatif

Sebagai kerangka paradigmatik, Maksudi ingin menempatkan PMII Jatim tidak hanya organisasi kemahasiswaan, melainkan aktor perubahan sosial berbasis nilai-nilai Islam moderat, dinamis, adaptif dan kolaboratif.

“Equilibrium bukan berarti stagnasi. Ini adalah keseimbangan dinamis yang terus menyesuaikan diri dengan tantangan baru. Di sinilah PMII Jatim bisa menjadi laboratorium peradaban,” pungkasnya.(*)

Penulis : Rusydiyono

Editor : Ahmad Farisi

Berita Terkait

SKK Migas-KEI Akan Gunakan Metode OBN untuk Survei Seismik di Pulau Kangean
Setelah Timor Leste, Malaysia dan Filipina, King Djava Akan Merambah Pasar Polandia hingga Ingris
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI: Kesehatan Jemaah Sepulang Haji Tanggungjawab Kita Bersama
Dirjen KPM: Media Berkualitas Benteng Terakhir Lawan Misinformasi
Bupati Trenggalek Bebaskan Orang Tua Siswa Beli Seragam di Mana Saja
Tragedi Pencabulan Santriwati di Sumenep, KOPRI PMII: Pengkhianatan Terhadap Dunia Pendidikan Pesantren
Sukses Tingkatkan Layanan Air Bersih, Bupati Sumenep Terima Penghargaan dari Perpamsi
Pesan Khusus Presiden Prabowo kepada Para Hakim

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:00 WIB

SKK Migas-KEI Akan Gunakan Metode OBN untuk Survei Seismik di Pulau Kangean

Minggu, 15 Juni 2025 - 07:30 WIB

Setelah Timor Leste, Malaysia dan Filipina, King Djava Akan Merambah Pasar Polandia hingga Ingris

Sabtu, 14 Juni 2025 - 02:48 WIB

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI: Kesehatan Jemaah Sepulang Haji Tanggungjawab Kita Bersama

Jumat, 13 Juni 2025 - 21:59 WIB

Bupati Trenggalek Bebaskan Orang Tua Siswa Beli Seragam di Mana Saja

Jumat, 13 Juni 2025 - 21:22 WIB

Tragedi Pencabulan Santriwati di Sumenep, KOPRI PMII: Pengkhianatan Terhadap Dunia Pendidikan Pesantren

Berita Terbaru

(for NOLESA.COM)

Resensi Buku

Cinta Habis di Orang Lama itu Nyata Adanya

Sabtu, 14 Jun 2025 - 02:07 WIB