Cerminan Cinta yang Paling Tidak Sederhana

Redaksi Nolesa

Senin, 27 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adhitya Eka Saputra (Foto: dokumen pribadi)

Adhitya Eka Saputra (Foto: dokumen pribadi)

Oleh: Adhitya Eka Saputra

(Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta)

Puisi yang berjudul Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono merupakan salah satu puisi yang sangat terkenal di berbagai kalangan. Puisi ini merupakan puisi cinta yang di tuliskan Sapardi Djoko Damono kepada sang pujaan hati. Banyak pembaca yang telah tersentuh ketika membaca puisi ini. Dengan keahlian seorang Sapardi, ia dapat membuat puisi yang sederhana namun mempunyai makna yang begitu dalam. Berikut ini merupakan puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono;

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aku Ingin

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;

dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu

kepada api yang menjadikannya abu.

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan

kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Dalam puisi Aku Ingin, Penulis menggunakan 2 bait saja dalam penulisanya. Setiap bait puisi Aku Ingin menggambarkan kemurnian cinta dan arti cinta yang ia sampaikan. Ia juga menggunakan gaya reptisi dan gaya metafora dalam setiap bait. Dengan penggunaan gaya repitisi dan gaya metofora yang ia gunakan, dapat menambah kesan mendalam dan keindahan dalam setiap bait puisi yang ia buat.

Baca Juga :  Ekspresi Jiwa Manusia dalam Amuk Karya Sutardji Calzoum Bachri

Dalam penggunakan gaya repetisi aku ingin mencintaimu dengan sederhana dalam setiap baitnya mempunyai makna, maksudnya penulis menekankan bahwa ia tulus dan sungguh-sungguh dalam mencintai seseorang. Kemudian penggunaan gaya metafora dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu, penulis menganalogikan bahwa rasa cintanya kepada seseorang sangat kuat dan tidak dapat terhindarkan seperti kayu yang pasti akan terbakar apabila terdapat api sehingga menghasilkan abu. Selain itu, terdapat juga penggunaan gaya metafora dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikanya tiada. Penggunaan diksi tersebut memiliki makna, bahwa cinta yang tulus dan murni adalah cinta yang dapat dirasakan bukan hanya di ucapkan begitu saja melalui kata-kata.

Baca Juga :  Segala Rasa yang Tersimpan dalam Hati yang Tidak Bisa Dikendalikan pada Puisi “Pasuka Hati” Karya Mustofa W Hasyim

Penjelasan makna yang disampaikan penulis melalui puisinya yang telah di jelaskan pada bagian atas, dapat diambil kesimpulan bahwa puisi ini adalah puisi yang tidak sederhana. Hal tersebut berbanding terbalik dengan diksi aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Maksud dari ketidaksederhanaan dalam puisi ini dapat dilihat dari makna setiap bait yang dituliskan penulis. Walaupun ia menuliskan puisi ini dengan bahasa dan kata yang sederhana tetapi dibalik itu terdapat makna yang sangat mendalam. Penulis menuangkan seluruh perasaanya yang sangat murni di dalam tulisan ini. Ketulusan, kemurniaan, dan kedewasaan bisa kita rasakan melalui puisi ini. Dengan makna yang begitu dalam sehingga puisi ini menjadi sangat indah.

Baca Juga :  Negeri Paling Aneh

Definisi cinta yang ia tuangkan dalam puisi tersebut menjadi contoh dan pelajaran dalam kehidupan nyata. Cinta yang sejati adalah cinta yang kuat dan tidak dapat terhindarkan oleh apapun keadaanya. Kemudian cinta yang sejati merupakan bentuk perlakuan dan tindakan bukan hanya diucapakan melaui kata-kata. Dalam mencintai seseorang janganlah mendahulukan nafsu diatas segalanya. Cintailah seseorang dengan menggunakan hati, sebab hati tidak dapat berbohong apapun keadaanya.

Berita Terkait

Kretek: Rokok yang Berawal dari Obat?
Mental Health
Sneak Peek Deblis
Perempuan dan Perpustakaan Orang-orang Mati
Fenomena Penyiksaan Hewan dalam Cerpen “Tinggal Matanya Berkedip-kedip” Karya Ahmad Tohari
Upaya Memformulasikan Judicial Restrain dalam Hukum Positif di Indonesia
Representasi Ungkapan “Hidup Butuh Uang” dalam Cerpen Pada Suatu Hari Minggu Karya Seno Gumira Ajidarma
Rahasia Cinta Sesunyi Cahaya

Berita Terkait

Selasa, 29 Oktober 2024 - 07:24 WIB

Kretek: Rokok yang Berawal dari Obat?

Kamis, 17 Oktober 2024 - 22:35 WIB

Mental Health

Senin, 2 September 2024 - 20:07 WIB

Sneak Peek Deblis

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:00 WIB

Perempuan dan Perpustakaan Orang-orang Mati

Jumat, 5 Juli 2024 - 10:05 WIB

Fenomena Penyiksaan Hewan dalam Cerpen “Tinggal Matanya Berkedip-kedip” Karya Ahmad Tohari

Berita Terbaru

Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi (ilustrasi pixabay)

Puisi

Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi

Sabtu, 30 Nov 2024 - 07:34 WIB

Kwarcab Sumenep Siapkan Kegiatan Bidang Kehumasan (foto: ist)

Daerah

Kwarcab Sumenep Siapkan Kegiatan Bidang Kehumasan

Sabtu, 30 Nov 2024 - 07:19 WIB

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno (foto: ist)

Politik

Pilkada Jatim, PDI Perjuangan Masih Perkasa

Sabtu, 30 Nov 2024 - 07:08 WIB

Suasana Rapat Penyelenggaraan Harbolnas dan BINA 2024 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat 29/11/2024 (foto: infopublik)

Nasional

Kemkomdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Jumat, 29 Nov 2024 - 19:00 WIB