Oleh : Rusydiyono
Ada anggapan bahwa menjadi pemimpin daerah setingkat kabupaten tidaklah mudah. Lebih-lebih dengan waktu yang terbatas. Namun, di tangan Bupati Haji Achmad Fauzi Wongsojudo dengan kepemimpinan gotong-royongnya, anggapan itu kehilangan kebenarannya.
Meski memimpin Sumenep dengan waktu terbatas, dan harus berjibaku dengan tantangan Covid-19 sejak awal hingga pertengahan kepemimpinannya (2020-2022), Bupati Haji Fauzi membuktikan kepada kita bahwa keterbatasan waktu dan kondisi yang kala itu tidak bersahabat bukanlah alasan untuk tidak bergerak maju.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum dilanjutkan, saya pertegas bahwa tulisan ini adalah kesaksian saya tentang kerja-kerja politik Bupati Haji Fauzi, khususnya dibidang sosial kemasyarakatan. Sebagai kuli tinta biasa, tentulah catatan ini jauh dari kata sempurna. Namun begitu, catatan ini saya anggap penting untuk dituliskan. Sebab, bagi saya, kepingan-kepingan kebaikan yang pernah dia lakukan masih berserakan bak potongan puzzle dan perlu disusun sehingga bisa menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Berpihak pada yang Lemah
Saya ingin memulai catatan ini dengan potongan QS. Al-Maidah: 2 yang berbunyi: “Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” Pesan utama dari ayat ini adalah tolong menolong dalam kebaikan.
Dalam menjalankan pemerintahan, pesan QS. Al-Maidah ayat 2 itulah yang selalu dipegang oleh Bupati Haji Fauzi.
Terbukti, dalam setiap acara pemerintahan Bupati Haji Fauzi selalu memulainya dengan memberi santunan kepada anak yatim. Bisa dikatakan, hal semacam ini sudah menjadi tradisi tersendiri dalam kepemimpinan Bupati Haji Fauzi. Melalui tradisi semacam itu, ia seperti hendak mengatakan kepada publik bahwa, kelompok masyarakat tidak mampu harus mendapat pelayanan nyata dari pemerintah.
Keberpihakan pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Haji Fauzi juga terlihat nyata dalam memberdayakan kelompok pekerja rentan dan juga para guru ngaji. Di bawah kepemimpinan Bupati Haji Fauzi, para kelompok pekerja rentan diikutsertakan sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan agar bisa survive.
Sementara para guru ngaji, sejak awal memimpin Sumenep, Bupati Haji auzi menyediakan bantuan khusus bagi guru ngaji. Yang setiap tahunnya, anggaran bantuan ini terus dinaikkan sebagai penghargaan bagi mereka yang telah menggembleng generasi Sumenep.
Sementara di sisi lain, ia juga terus mendorong anak-anak yang kurang mampu untuk menggapai cita-cita pendidikannya. Hal ini, salah satunya, bisa dilihat dari adanya program beasiswa mahasiswa berprestasi namun kurang mampu. Pada tahun ini, tercatat ada ratusan mahasiswa berprestasi yang bersatus kurang mampu yang menjadi penerima beasiswa pemda.
Sementara itu, sebagai pemimpin yang menyadari betul tentang peran UMKM dalam menumbuhkan perekonomian lokal Sumenep, dalam setiap menyelenggarakan event, ia selalu mendorong penyelegara event agar melibatkan para pelaku UMKM. Hal itu dilakukan oleh Bupati Fauzi untuk mendukung usaha masyarakat kecil terus berkembang maju.
Menjelang mudik lebaran 2024, Bupati Fauzi juga memberikan layanan mudik gratis bagi warga Sumenep yang merantau/jaga toko kelontong di Ibukota Jakarta. Layanan ini merupakan inovasi dari seorang bupati muda kader PDI Perjuangan. Karena sebelumnya layanan mudik gratis hanya diperuntukkan bagi warga kepulauan saja, tidak untuk semua masyarakat perantau.
Terbaru, di bulan Ramadan tahun ini, Bupati Fauzi juga menggerakkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan kecamatan agar bergotong royong, bahu membahu menyiapkan takjil gratis bagi warga Sumenep agar bisa sedikit membantu meringankan beban ekonomi masyarakat yang kurang mampu dansedang berada dalam kondisi sulit.
Jurnalis Sumenep