Berjuang Tanpa Sosok Ayah Sedari Sekolah, Aliya Pun Wisuda

Redaksi Nolesa

Senin, 1 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aliyatul Aeni saat wisuda pada tahun 2019 silam (Foto: dokumen pribadi)

Aliyatul Aeni saat wisuda pada tahun 2019 silam (Foto: dokumen pribadi)

Sosok, NOLESA.com – Saya ingin menceritakan biografi kakak saya yang bernama Aliyatul Aeni. Aliya lahir pada tanggal 13 Oktober 1995, di Cirebon, Jawa Barat. Hobinya adalah membaca, menulis, dan berkemah. Aliya kecil selalu berkemah dengan Ayahnya di halaman rumah.

Selain berkemah ayah kami sering mengajaknya memancing, berkebun dan belajar bersama. Ayah kami sudah meninggal sejak Aliya berusia 11 tahun, saya masih berusia 2 tahun 5 bulan pada saat itu, dan adik saya berusia 1 tahun. Sehingga satu-satunya wali yang kami miliki adalah ibu.

Ibu kami bekerja berdagang sejak kami masih kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Aliya sudah harus berpisah dengan ibu pada saat usianya baru menginjak 12 tahun karena ibu memutuskan untuk pulang ke kampung bersama kedua adiknya dan ia harus melanjutkan sekolahnya yang masih duduk di bangku SMP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk meningkatkan pengetahuannya, pada tahun 2010, Aliya pulang melanjutkan SMA di Cirebon. Baginya masa-masa SMA merupakan masa yang paling sulit. Meskipun ia berhasil memenangkan lomba di Kabupaten dan mengikuti berbagai olimpiade Sains namun terbesit dalam hatinya bahwa ibunya tidak mampu menyekolahkan Aliya sampai ke Perguruan Tinggi.

Ia sangat menyadari keterbatasan yang dimiliki oleh keluarganya. Sehingga ia berusaha menyisihkan uang tabungannya untuk mengikuti les persiapan masuk perguruan tinggi, ia meminta sedikit demi sedikit waktu istirahat yang dimiliki guru-gurunya untuk mengajarkan berbagai macam ilmu yang ia belum pahami, dan waktu istirahatnya di rumah ia gunakan untuk belajar mandiri.

Baca Juga :  Di Jateng ada Satu Kabupaten Bisa Berangkatkan Haji Gratis, Ini Syaratnya

Aliya sangat ingin melanjutkan kuliah dengan bantuan beasiswa. Cita-citanya saat itu adalah menjadi Engineer sehingga ia sangat berusaha untuk melanjutkan studi ke ITB. Namun sayangnya kegagalan demi kegagalan datang pada hidupnya saat itu. Ia mencoba berbagai universitas dengan jurusan Teknik Kimia tidak satupun menerimanya. Ibunya tidak menyetujui ia kuliah sehingga ia hanya berjuang seorang diri. Hingga akhirnya masa seleksi pun usai kemudian ia memutuskan untuk bekerja.

Pada tahun 2013 setelah lulus SMA kemudian Aliya melanjutkan bekerja di Pabrik Garmen, Bekasi, Jawa Barat. Ia memutuskan untuk membantu perekonomian keluarga di usianya yang belum genap 18 tahun. Aliya kecil sadar bahwa berbagai sertifikat olimpiade nya tidak berguna di tempat kerjanya saat ini. Ia sadar bahwa nilai-nilai gemilangnya semasa SMA tidak berarti apa-apa di tempat ini. Sehingga waktu dalam hidupnya hanya ia untuk belajar dan bekerja. Pagi hingga jam 20.00 malam ia bekerja. Kemudian pukul 09.00 ia belajar hingga dini hari kemudian istirahat. Ia yakin dengan ketekunan dan kegigihannya ia akan mampu mengikuti seleksi Perguruan Tinggi Negeri di tahun berikutnya.

Baca Juga :  Ternyata Tiap 5 November Memperingati Tentang ini

Aliya juga ingin menunjukkan pada ibunya betapa besar keinginannya untuk kuliah. Setiap libur pun ia gunakan untuk pergi ke perpustakaan daerah dan mencari materi belajar di internet. Di tempat itu lah ia merasa bahwa tidak ada yang bisa merubah nasibnya selain dirinya sendiri. Ia meyakinkan diri untuk bertekad diterima di PTN.

Tibalah saat seleksi PTN tahun 2014, ia akhirnya mendapat restu dari ibunya sebagai satu-satunya wali yang ia miliki. Betapa bahagianya Aliya saat mendapatkan restu tersebut, meskipun ia menyadari masih panjang perjuangannya untuk dapat lulus seleksi perguruan tinggi. Selama proses belajar mandiri kurang lebih 1 tahun Aliya menemukan apa yang diminatinya. Melihat ibunya yang tak kunjung sembuh, ia pun bercita-cita ingin menjadi seseorang yang bisa mengobati ibunya.

Aliya mengikuti 2 jenis tes pada tahun 2014. Ia mendaftarkan diri ke jurusan Ilmu Kedokteran Universitas Padjajaran dan jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman. Selang satu minggu pengumuman menyatakan bahwa Aliya lulus jurusan Ilmu Keperawatan di Universitas Jenderal Soedirman dengan beasiswa bidikmisi. Ia sangat bahagia, ia menyadari betapa orang tuanya bangga padanya.

Baca Juga :  Karl Marx untuk Pemula

Aliya bertekad agar tidak merepotkan ibunya pada saat ia kuliah. Aliya pun berangkat merantau ke Jawa tengah untuk kuliah sendiri, mengikuti proses registrasi, mencari tempat tinggal dengan sisa tabungannya bekerja, dan mengikuti rangkaian perkuliahan.

Selama masa kuliah ia pun bekerja paruh waktu dengan mengajar les bahasa inggris, les matematika, menerjemahkan Jurnal Dinamika Hukum Unsoed kedalam bahasa inggris, dan menjadi perawat homecare di semester 5 hingga masa perkuliahan selesai. Tak hanya itu, selama masa kuliah Aliya mengikuti International Conference di Singapura, mengikuti olimpiade keperawatan, seleksi mahasiswa berprestasi dan menjuarai lomba PKM.

Satu hal yang ia sangat yakin bahwa tidak ada mimpi yang sulit maupun ataupun terlalu mudah. Mimpi hanya akan menjadi mimpi jika kita tidak mewujudkannya. Manusia hanya perlu mencari jalan agar mimpi menjadi nyata. Sisanya biarkan Tuhan menunjukan kebesaranNya.

Aliya saat ini bekerja sebagai perawat ICU di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Salah satu Rumah sakit pendidikan terbaik di Indonesia. Selain sebagai perawat, ia juga berbisnis membangun online shop nya yang ia beri nama Little Soul. Saat ini ia sedang belajar digital marketing dan mengembangkan bisnisnya.

 

 

Penulis : Muhammad Fadli Ramadani/UNY

Editor : Ahmad Farisi

Berita Terkait

Mengemuka di Periode Kedua: M. Muhri, Legislator PKB Penjaga Aspirasi Rakyat
Birokrat Muda Kuda Hitam Sekda Sumenep
Cerita Wiwin, Dari Jualan Beras Hingga Parlemen
Cara Menghangatkan Olahan Daging Sisah Lebaran Idul Fitri
Sahur Sehat Ala Dokter Didik Permadi Nakes di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
Seperempat Abad LPM Retorika
Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi
3 Manfaat Buah Apel untuk Kesehatan Miss V

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 07:11 WIB

Mengemuka di Periode Kedua: M. Muhri, Legislator PKB Penjaga Aspirasi Rakyat

Selasa, 29 April 2025 - 13:57 WIB

Birokrat Muda Kuda Hitam Sekda Sumenep

Kamis, 24 April 2025 - 13:36 WIB

Cerita Wiwin, Dari Jualan Beras Hingga Parlemen

Selasa, 1 April 2025 - 16:31 WIB

Cara Menghangatkan Olahan Daging Sisah Lebaran Idul Fitri

Sabtu, 8 Maret 2025 - 07:30 WIB

Sahur Sehat Ala Dokter Didik Permadi Nakes di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Berita Terbaru

Ketua Baznas Sumenep Ahmad Rahman melihat kondisi rumah Asmani yang tak layak huni (foto: ist)

Daerah

Baznas Sumenep Perbaiki Rumah Asmani yang Tak Layak Huni

Rabu, 18 Jun 2025 - 12:46 WIB