Daerah
Begini Penjelasan Terkait Kabar Gedung MD Babussalam Digunakan Klinik

Sumenep, NOLESA.COM — Sebelumnya sempat ada dugaan bahwa ada salah satu gedung Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang digunakan ruang klinik.
Gedung MDT itu terletak di Desa Padike Kecamatan Talango. Gedung tersebut dibangun atau direnovasi menggunakan program Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan (PIPEK) tahun 2019.
Terkait desas desus tersebut, Kepala MDT Babussalam Syamsul Arifin menjelaskan bahwa memang benar gedung madrasah sempat digunakan untuk klinik. Tetapi status hanya pinjam selama pandemi Covid-19.
Sebab, kala itu pasien di klinik Pratama Ummi yang lokasinya berdekatan dengan gedung Madrasah Diniyah Taklimayah (MDT) Babussalam itu relatif banyak pada saat pandemi.
Solusinya, harus menggunakan gedung tersebut, selain lokasinya dekat, kebetulan madrasah waktu itu diliburkan demi mentaati aturan pemerintah terkait protokol Covid-19.
“Memang benar ruangan madrasah ini sempat digunakan untuk merawat pasien pada saat Pandemi, karena aktifitas belajar mengajar tidak aktif,” jelas Kepala MDT Babussalam, Syamsul Arifin, Sabtu, 21 Mei 2022.
Namun demikian, setelah aktivitas belajar mengajar diperbolehkan walaupun tetap harus mematuhi protokol Covid-19, lanjut Encung, panggilan akrab Syamsul Arifin, saat ini gedung tersebut sudah dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya yakni tempat belajar dan menginap santri saat hari Sabtu dan Minggu.
“Kalau sekarang sudah dipakai kembali. Bahkan, kalau hari Sabtu ada santri yang menginap karena ada pengajian khusus kitab, baik malam maupun paginya,” terangnya.
Ketika disinggung soal kapan madrasah tersebut berdiri, Encung menyebutkan berdirinya lembaga pendidikan itu sejak tanggal 16 Juni 2008 dan terdaftar sejak 12 April 2010. Hal itu sesuai dengan piagam yang dikeluarkan oleh Kemenag Sumenep.
“Madrasah ini berdiri sejak tahun 2008 dan terdaftar sejak tahun 2010. Kalau penggunaan ruangan untuk pasien klinik itu hanya sifatnya sementara, pada saat Pandemi,” urainya..
Encung juga menegaskan, bangunan tersebut sebenarnya sudah ada sebelum adanya program pipek tersebut. Hanya saja, pada tahun 2019 ada program renovasi ruangan melalui program pipek sebesar Rp 180 juta.
“Bangunan ini hanya direnovasi. Kalau bangunannya memang ada sebelumnya dan telah ditempati juga,” imbuhnya.
Untuk diketahui, sebelumnya diberitakan oleh salah satu media online bahwa bangunan madrasah Diniyah yang dibangun menggunakan program pipek itu digunakan untuk kepentingan klinik milik anggota dewan. Hal itu dibantah oleh kepala sekolah dan anggota dewan itu sendiri (*)
Penulis: Arif
Editor : Ahmad Farisi

-
Mimbar5 hari ago
Melek Agama dan Politik Melalui Antologi Puisi Negeri Daging Karya Ahmad Mustofa Bisri
-
Cerpen6 hari ago
Suara Kematian (Cerpen Ramli Lahaping)
-
Mimbar6 hari ago
Pemilu: Partai Sibuk, Rakyat Santai
-
Puisi6 hari ago
Pulang- Puisi Muhammad Dzunnurain
-
Opini6 hari ago
Mengingat Kembali Sejarah Hari Guru Nasional
-
Peristiwa2 hari ago
Puskesmas Batang-Batang Diluruk Warga
-
Suara Perempuan2 hari ago
Cinta dan Ingatan Mutia Sukma: Wanita dengan Segala Bentuk Cintanya
-
Opini3 hari ago
Akikah