Jakarta, NOLESA.COM – Ketahanan sistem keuangan di Indonesia masih dalam situasi baik.
Sebagaimana disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, dalam sebuah keterangan tertulis, Minggu (23/1/2022), kemarin, mengatakan bahwa ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap.
Erwin-mengungkapkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/ CAR) perbankan November 2021 tetap tinggi sebesar 25,59 persen, dan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) tetap terjaga, yakni 3,19 persen (bruto) dan 0,98 persen (neto).
“Intermediasi perbankan terus membaik dengan pertumbuhan kredit sebesar 5,24 persen (yoy) pada Desember 2021,” kata Erwin dikutip nolesa.com dari InfoPublik.Id, Senin (24/1/2022).
Diterangkan pula, jika pertumbuhan kredit lebih merata pada semua jenis penggunaan, baik kredit modal kerja, kredit konsumsi maupun kredit investasi, yang masing-masing tumbuh 6,32 persen (yoy), 4,67 persen (yoy) dan 4,01 persen (yoy).
Permintaan kredit dari sisi korporasi terindikasi semakin meningkat, sementara dari sisi penawaran perbankan menurunkan standar penyaluran kredit terutama pada sektor-sektor prioritas seiring dengan menurunnya persepsi risiko kredit.
Pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat signifikan, didorong oleh meningkatnya permintaan sejalan dengan pemulihan aktivitas dunia usaha serta dukungan program Pemerintah.
Bank Indonesia terus menempuh kebijakan makroprudensial akomodatif, baik melanjutkan kebijakan akomodatif yang telah ada maupun perluasan kebijakan makroprudensial, untuk mendorong sektor-sektor prioritas dan UMKM.
“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2022 pada kisaran 6-8 persen dan pertumbuhan DPK pada kisaran 7-9 persen,” tandasnya.
Penulis : Aris
Editor : Dimas