Alasan Kita Bertuhan

Khalilullah M.Ag.

Minggu, 17 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi via pixabay.com

Ilustrasi via pixabay.com

Selain disebut manusia, kita juga disebut “makhluk”. Makhluk merupakan kata serapan dari bahasa Arab, makhluq. Artinya, diciptakan. Namanya diciptakan, tentu ia berbeda dengan khalik sebagai pencipta. Makhluk lemah, sementara khalik kuasa. Makhluk miskin, sedang khalik kaya. Dan seterusnya.

Perbandingan ini membedakan dan membatasi bahwa kita bukan Tuhan. Kita hanya sebatas makhluk yang lemah dan miskin. Sebab demikian, kita butuh Tuhan sebagai khalik. Tapi, siapakah Tuhan itu?

Kebutuhan manusia akan Tuhan telah ada jauh sebelum Islam datang. M. Quraish Shihab menyinggung dalam bukunya, Wawasan Al-Qur’an. Orang Yunani menganut paham politeisme (keyakinan banyak Tuhan). Ada binatang sebagai Tuhan; Venus adalah Dewa Kecantikan; Mars adalah Dewa Peperangan; Minerva adalah Dewa Kekayaan; terus Apollo dan Dewa Matahari adalah Tuhan Tertinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masyarakat Mesir meyakini adanya Dewa Iziz, Dewi Oziriz, dan Ra’. Di sisi lain, mereka percaya adanya Dewa Gelap dan Dewa Terang. Hingga keyakinan ini merambah ke masyarakat Arab. Mereka menyembah berhala-berhala Al-Lata, Al-Uzza, dan Manata.

Baca Juga :  Volksraad: Parlemen Hindia Belanda yang Oleh H. Agus Salim Disebut sebagai “Komidi Omong”

Keyakinan ini salah menurut pandangan Islam. Sehingga, Al-Qur’an meluruskan. Sejatinya, yang patut disembah adalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa”.

Demikian pesan Allah dalam Al-Qur’an surah al-Ikhlas ayat 1. Allah, dalam ayat ini, memerintahkan Nabi Muhammad—yang kemudian dicontoh umat beliau—mengesakan Allah Swt. Tiada sekutu bagi-Nya. Allah, Allahu rabbuna la nusyriku bihi syaian. Allah, Allah adalah Tuhan kami, kami tidak membuat sekutu terhadap suatu apa pun dengan-Nya.

Ust. Yusuf Mansur menuturkan, bahwa kalau tidak jual rumah, kita tidak bisa haji. Sebaiknya tidak usah jual rumah. Karena rumah kita jadi Tuhan. Kalo tidak kerja, kita tidak makan. Mending, kita tidak usah kerja. Karena kerja kita menjadi Tuhan.

Baca Juga :  Isra Mikraj Sebuah Perjalanan Spiritual yang Hanya Bisa Dipercaya oleh Orang yang Beriman

Subhanallah!

Artinya, Tuhan adalah Dzat yang sepatutnya dijadikan mitra untuk konsultasi, berlabuh, curhat, dan seterusnya. Bukan manusia, setan, atau benda alam yang semuanya dikategorikan makhluk yang sepenuhnya dijadikan mitra hidup kita.

Betapa terketuk kalbu bila kita mengingat Allah sebagai Tuhan! Kesadaran itu tumbuh menjelma inspirasi yang membimbing kita menatap masa depan cerah. Jiwa kita menjadi tenteram sebab mengingat-Nya. Allah berpesan dalam Al-Qur’an surah ar-Ra’d ayat 28.

Orang-orang yang beriman dan jiwa mereka menjadi tenteram karena mengingat Allah swt. Memang hanya dengan mengingat Allah-lah jiwa menjadi tenteram.

Dalam ayat yang lain, Allah menuturkan dalam Al-Qur’an surah Fushshilat ayat 30.

Sesungguhnya orang-orang yang berkata (berprinsip) bahwa Tuhan pemelihara kami adalah Allah serta istiqamah dengan prinsip itu, akan turun kepada mereka malaikat (untuk menenangkan mereka sambil berkata) “Jangan takut, jangan bersedih, berbahagialah kalian dengan surga yang dijanjikan.”

Melalui firman Allah tersebut, jelaslah bahwa cermin hidup kita adalah Allah. Kegelisahan, ketakutan, keterasingan, dan seterusnya, akan menjadi hilang sebab kita mengingat kekuasaan dan kehendak-Nya. “Mengingat” dalam ayat di atas disisipi kata depan ba’ yang berfungsi ilshaq, yakni “ketertempelan.” Mengingat di situ tidak cukup pikiran, melainkan disertai dengan keyakinan bahwa Allah hadir/bertatap muka dengan kita.

Baca Juga :  Kita Manusia, Bukan Lato-Lato

Kehadiran tuhan merupakan kepastian. Bukan kebetulan. Bukan direncanakan. Dia Maha Suci dari sifat-sifat kotor ini. Ust. Jefri Al-Buchori berpesan, “Allah nggak pernah bosen ngampunin hamba-Nya. Cuma terkadang hamba-Nya yang bosen minta ampun kepada Allah.” Itulah alasan kita bertuhan.[] Shallallah ala Muhammad.

Berita Terkait

Halalbihalal
Ciri-ciri Tua yang Sering Tidak Disadari Oleh Kita
Sejarah dan Perkembangan Hari Otonomi Daerah
Selamat Jalan Paus Fransiskus; Cahaya Kasih yang Tak Pernah Padam
Kesalehan Sosial: Sebuah Catatan Akhir Ramadan
Membangun Ruang Sosial Lansia di Era Digital
Membenahi Institusi Kepolisian Kita
Hikmah Ramadan: Sabar dan Takdir

Berita Terkait

Jumat, 25 April 2025 - 10:23 WIB

Ciri-ciri Tua yang Sering Tidak Disadari Oleh Kita

Jumat, 25 April 2025 - 07:30 WIB

Sejarah dan Perkembangan Hari Otonomi Daerah

Selasa, 22 April 2025 - 16:51 WIB

Selamat Jalan Paus Fransiskus; Cahaya Kasih yang Tak Pernah Padam

Sabtu, 29 Maret 2025 - 20:12 WIB

Kesalehan Sosial: Sebuah Catatan Akhir Ramadan

Selasa, 11 Maret 2025 - 05:00 WIB

Membangun Ruang Sosial Lansia di Era Digital

Berita Terbaru

Dyah Ayufitria Riskaputri Nandayanti untuk NOLESA.COM

Opini

Berani Bicara: Tanda Kuat Atau Malah Lemah?

Selasa, 29 Apr 2025 - 15:31 WIB

Sekretaris DPRD Sumenep, Yanuar Yudha Bachtiar (Foto: nolesa.com)

Sosok

Birokrat Muda Kuda Hitam Sekda Sumenep

Selasa, 29 Apr 2025 - 13:57 WIB

Yulputra Noprizal untuk NOLESA.COM

Cerpen

Goreng Ikan Asin

Selasa, 29 Apr 2025 - 08:56 WIB

Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Pamekasan menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP), Senin, 28/4/2025

Daerah

Untuk Pamekasan Lebih Baik, Bupati Minta Masukan Tokoh

Selasa, 29 Apr 2025 - 08:38 WIB