Sumenep, NOLESA.com – Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April memiliki makna cukup berarti bagi srikandi DPRD Sumenep Hj. Nia Kurnia Fauzi.
Menurut politisi perempuan yang akrab disapa Mbak Nia itu, RA Kartini adalah seorang pahlawan sekaligus inspirator bagi perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-haknya di dunia ini.
“Selamat memperingati Hari Kartini, mari kita jaga dan pelihara semangat juang ibu kita Kartini,” ucap Mbak Nia, Minggu 21 April 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mbak Nia juga mengajak perempuan Indonesia, khususnya di kabupaten ujung timur Pulau Madura ini agar menjadikan Hari Kartini sebagai momentum menjaga dan memelihara semangat juang perempuan dalam meraih kesetaraan, terutama pendidikan.
“Apa yang diperjuangkan Kartini, amat berdampak pada perempuan generasinya dan generasi mendatang, yakni dapat menikmati pendidikan hingga jenjang tertinggi,” tegas istri Bupati Haji Achmad Fauzi Wongsojudo itu.
Anggota komisi IV DPRD Sumenep tidak lupa mengingatkan bahwa jejak perjuangan dan cita-cita RA KaKartini itulah kaum perempuan tidak lagi menduduki kelas dua. Akan tetapi, perempuan sudah memiliki hak yang sama, kedudukan yang setara dengan laki-laki dalam membangun peradaban.
“Sehingga perempuan dapat ambil bagian dalam membangun peradaban, dalam pendidikan anak-anaknya dan ikut memajukan bangsanya,” ujar caleg incumbent yang berhasil meraih suara tertinggi pada Pileg 14 Februari lalu.
Mbak Nia yang dikenal familiar itu juga menegaskan di era sekarang, perempuan harus memiliki kecakapan yang luas. Mereka dituntut paham tentang perkembangan zaman dan teknologi. Sebab, perubahan merupakan keniscayaan sekaligus tantangan yang harus dihadapi.
”Perempuan merupakan makhluk yang istimewa. Dia bisa hamil, melahirkan, dan menyusui. Bahkan perempuan juga memiliki kontribusi besar dalam menyukseskan karir laki-laki,” paparnya.
Terakhir, Mbak Nia mengajak kaum perempuan juga terus ambil peran dalam ruang politik. Sebab politik merupakan salah satu pintu untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
“Kita rebut dan harus percaya diri kalau perempuan juga bisa,” tandas Mbak Nia sembari melempar senyumnya yang khas.
Penulis : Rusydiyono
Editor : Ahmad Farisi