Spiritualisme dan Nasihat Hidup Masyarakat Jawa

Redaksi Nolesa

Kamis, 13 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NOLESA.com – Sejak dulu khazanah kebudayaan masyarakat Jawa selalu menampilkan corak yang khas dan menarik untuk dicermati. Misalnya seperti kebiasaan orang Jawa yang sering mengalah dan tidak mempertentangkan sebuah kebenaran hanya demi menjaga keharmonisan sesama.

Sehingga dengan hal itu, beragam kepercayaan dan keyakinan yang hidup di bumi Jawa tetap dapat tumbuh secara bersamaan tanpa mengalami friksi dan faksi.

Karena itu, di masa-masa yang lalu hingga sekarang semuanya dapat berjalan dengan dinamis tanpa aral. Contohnya, Islam. Jauh sebelum Islam datang ke tanah Jawa, diperkirakan masyarakat Jawa telah memiliki agamanya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, sebagaimana diketahui, meski pada kenyataannya masyarakat Jawa telah memiliki agamanya sendiri, Islam tetap bisa tumbuh dan berkembang. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Jawa memiliki khazanah kebudayaan yang inklusif dan adaptif.

Baca Juga :  Guna Membuka Loker, Owner Batik Canteng Koneng Dorong Banuaju Timur Jadi Rumah Produksi Batik

Khazanah kebudayaan Jawa yang demikian inklusif dan terbuka itu pertama-tama muncul dari prinsip-prinsip hidup yang selama beradab-abad memang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dan kemudian mewujud dalam kenyataan hidup yang dilakoni dalam keseharian.

Prinsip-prinsip itu misalnya seperti orientasi hidup masyarakat Jawa yang lebih mengutamakan kepriye becike (bagaimana baiknya) bukan benere keripye (benarnya bagaimana).

Selain itu, hal lain dari khazanah kebudayaan masyarakat Jawa yang juga menarik untuk disimak adalah soal nasihat-nasihat hidup yang sejak dulu juga sudah berlaku dalam interaksi sosial masyarakat Jawa.

Baca Juga :  Pasar Minggu Sumenep, Pusatnya Kuliner Khas Nusantara

Menurut Iman Budhi Santosa dalam Spiritualisme Jawa (2021) dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa hampir semua aspek kehidupan memiliki norma-norma yang harus ditaati. Baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Sebab, bagi masyarakat Jawa, untuk mencapai apa yang disebut dengan keselamatan, maka semua individu harus menjalani lelaku sesuai dengan anger-anger (hukum/aturan) dan wewaler (larangan) yang harus menjadi rujukan umum semua anggota masyarakat dalam bertindak.

Norma-norma yang ada itu bisa dikatakan beragam, mulai dari tata cara makan, minum, tidur, berbusana, bekerja, berjalan bertamu, hingga pada persoalan-persoalan seperti adab berbicara.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa, munculnya norma-norma sosial yang beragam itu tidak lahir dari rahim yang tunggal.

Baca Juga :  Betapa Istimewanya Jahe, ini Penjelasan dr Zaidul Akbar

Sebab, sebagaimana ditulis oleh Iman Budhi Santosa dalam Spiritualisme Jawa aturan-aturan itu bersumber dari berbagai macam kepercayaan yang selama ini berkembang di tanah Jawa itu sendiri. Seperti Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, Konghucu dan beberapa keyakinan-keyakinan lainnya seperti animisme dan dinamisme.

Artinya dengan demikian maka dapat dipahami bahwa khazanah kebudayaan Jawa yang inklusif, telah membuka ruang bagi semua perbedaan keyakinan untuk saling menginspirasi satu sama lain.

Sehingga pada akhirnya terbentuklah sebuah komunitas masyarakat yang plural namun tetap bisa hidup dalam suasana yang rukun dan damai sentosa. Jauh dari konflik dan ketegangan. Kehidupan berjalan dengan stabil dan kondusif.


Penulis: Liyana

Editor: Farisi Aris

Berita Terkait

Sambut Ramadan 1446, Arinna Cafe and Resto Sumenep Hadirkan Menu Baru Serba Steak
Lebih Dekat dengan Myze Hotel Ujung Timur Pulau Madura
Pantai 9 di Sumenep, Rujukan Wisata Selama Nataru
Mengenal Lima Daerah Administrasi Yogyakarta
Mau Buat Gudeg Khas Jogja yang Enak? Ini Resepnya
Mengenal Jepara, Kabupaten yang Terkenal dengan Seni Ukirnya
Perkuat Identitas, Bupati Sumenep Bangun Tugu Keris Setinggi 17 Meter
Tembakau Bukan Tanaman Asli Indonesia

Berita Terkait

Senin, 10 Februari 2025 - 20:34 WIB

Sambut Ramadan 1446, Arinna Cafe and Resto Sumenep Hadirkan Menu Baru Serba Steak

Kamis, 26 Desember 2024 - 07:30 WIB

Lebih Dekat dengan Myze Hotel Ujung Timur Pulau Madura

Jumat, 13 Desember 2024 - 08:58 WIB

Pantai 9 di Sumenep, Rujukan Wisata Selama Nataru

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 13:22 WIB

Mengenal Lima Daerah Administrasi Yogyakarta

Minggu, 28 Juli 2024 - 05:06 WIB

Mau Buat Gudeg Khas Jogja yang Enak? Ini Resepnya

Berita Terbaru

Jubir Fraksi PKB Sumenep, dr. Virzannida menyampaikan berkas usulan hasil serap aspirasi masa reses II kepada Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin dalam Rapat Paripurna, Rabu 23/4/2025

Daerah

Fraksi PKB Sumenep Ajukan 23 Usulan Pada Rapat Paripurna

Rabu, 23 Apr 2025 - 19:00 WIB

Masa Reses II Usai, DPRD Sumenep Gelar Rapat Paripurna, Rabu 23/5/2025

Daerah

Masa Reses II Usai, DPRD Sumenep Gelar Rapat Paripurna

Rabu, 23 Apr 2025 - 13:00 WIB