Yogyakarta, NOLESA.com – Zain Al Abidin, mahasiswa asal Mesir jurusan Bahasa Indonesia UAD mengaku senang dengan kegiatan “International Day: Culture & Food Festival” pada Senin (20/11) bertempat di Pendopo Tedjakusuma FBSB UNY.
“Senang luar biasa. Bisa bertemu dengan banyak orang yang satu negara. Saya berharap ke depan bisa buka warung makanan khas Mesir di Indonesia,” ujarnya sembari tersenyum.
Pemelajar BIPA yang terlibat dan turut meramaikan acara ini berasal dari Pakistan, Tajikistan, Mesir, Zimbabwe, Timor Leste, Rusia, India, Thailand, Jepang, Tiongkok, Yaman, Peru, Bulgaria, Mesir, Amerika Serikat, Aljazair, Filipina, Burundi, dan Kazakhstan. Terdapat 13 negara yang menampilkan budaya dan kulinernya dalam acara kali ini. Masing-masing mahasiswa BIPA memasarkan makanan khas yang berasal dari negaranya. Masing-masing mahasiswa BIPA memasarkan makanan khas yang berasal dari negaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Makanan yang dijajakan di festival tersebut di antaranya vine mahshi, makanan khas Mesir yang dibagikan secara gratis kepada para pengunjung. Ada juga mango sticky rice khas Thailand. Ada pangsit, kentang emas yunnan, tang hulu, susu kacang hijau, yang dibuat oleh mahasiswa dari Tiongkok.
Begitupun dengan Patience, mahasiswa Zimbabwe jurusan Akuntansi FEB UNY yang mengaku, “Terpukau sekali. Acara ini buat saya menyenangkan. Senang bisa terlibat di acara ini.”
Para peserta Pekan Internasional BIPA tersebut tidak hanya berasal dari mahasiswa UNY, tetapi mahasiswa BIPA dari berbagai kampus di Yogyakarta juga turut serta berkontribusi di acara tersebut. Kampus-kampus tersebut di antaranya Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Islam Indonesia, Universitas Atma Jaya, dan Universitas Sanata Dharma.
Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum. mengatakan bahwa, “Pekan internasional menjadi ajang bertemunya pemelajar BIPA yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dalam skala global,” ungkap ketua Ketua APPBIPA DIY tersebut dalam sambutannya.
Yogyakarta menjadi salah satu kota yang banyak diminati oleh mahasiswa BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Selain karena banyak pilihan kampus, Yogyakarta merupakan kota yang strategis bagi pemelajar BIPA untuk mempelajari bahasa dan budaya karena terkenal dengan tradisi budaya Jawa yang begitu melekat dan masih terjaga sampai sekarang.
Penulis: Fadilah
Editor: Rusday