Jakarta, NOLESA.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti meningkatnya angka kematian pekerja migran Indonesia (PMI) di Kamboja akibat sindikat penipuan daring (online scam).
Mbak Puan mendesak Pemerintah memperkuat sistem perlindungan bagi PMI, terutama yang menjadi korban eksploitasi digital dan kejahatan lintas negara.
“Fenomena ini harus menjadi peringatan bagi Pemerintah untuk memaksimalkan perlindungan bagi para PMI, terutama yang direkrut secara ilegal,” kata Puan dalam pernyataan resminya, Selasa, 29 April 2025, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, kejahatan terhadap PMI tak hanya merugikan secara ekonomi, tapi juga mengancam nyawa. Ia meminta Pemerintah lebih serius menindak praktik rekrutmen palsu dan memperluas kerja sama regional, termasuk melalui ASEAN Task Force on Migrant Workers (TFAMW).
Mbak Puan juga mendorong perluasan mandat TFAMW, pembuatan protokol darurat kawasan, serta sistem pendataan PMI yang transparan. Ia menekankan pentingnya edukasi publik untuk mencegah WNI terjebak iming-iming kerja luar negeri dengan gaji tinggi.
“Pemerintah perlu gencar melakukan kampanye edukatif agar masyarakat tidak mudah tertipu,” tambahnya. DPR RI, kata Puan, siap mengawal kebijakan perlindungan PMI, termasuk yang berangkat secara nonprosedural.
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyatakan terjadi lonjakan tajam keberangkatan calon PMI ilegal ke Asia Tenggara, khususnya Myanmar—dari 26 orang pada 2024 menjadi 698 orang pada 2025.
KemenP2MI kini tengah memperkuat pencegahan keberangkatan nonprosedural ke negara-negara berisiko tinggi seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos.(*)
Penulis : Arif
Editor : Ahmad Farisi
Sumber Berita : IP