Sumenep, NOLESA.com — Selama badai di Masalembu belum reda, kiriman bahan makanan pokok tak kunjung tiba maka, semakin panjang pula penderitaan warga.
Sembari menunggu bantuan bahan pokok makanan tiba yang dijanjikan pemerintah, warga Pulau Masalembu hanya bisa mengkonsumsi makanan seadanya.
Tidak hanya singkong, pisang, dan jagung yang dijadikan makanan alternatif. Buah-buahan lainnya seperti nanas, pepaya yang didapat dari pekarangan pun dijadikan bahan makanan alternatif oleh warga di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tentu cara itu mereka lakukan sebagai solusi mengatasi kelangkaan bahan pangan selama badai belum reda.
Seperti cerita Adniati warga Masalima yang mengaku sudah kehabisan stok beras dan gas elpiji. Terpaksa makan makanan seadanya seperti warga lain di pulau itu.
“Nanas, pisang, seadanya yang penting bisa menahan lapar,” ucapnya kepada keponakannya yang ada di daratan via telepon.
Nenek Adniati juga menyampaikan saat ini masih ada yang menjual beras. Namun stoknya sangat sedikit, kualitas jelek dan harganya mahal.
“Ya makan apa saja yang penting bisa dimakan. Semoga cuaca segera membaik,” harap Adniati.
Senada dengan Adniati, Satuna mengaku juga mengkonsumsi makanan seadanya yang dia punya saat ini.
“Kami merasakan seperti bukan pertama kalinya. Mau gimana lagi, ya kami hanya pasrah dan berdoa semoga segera ada solusi,” ucap Nenek Satuna sembali membawa buah pepaya untuk dijadikan santapan pengganti beras.
Diberitakan sebelumnya salah seorang warga Masalembu Komarudin mengatakan bahwa stok beras sudah menipis. Kalaupun masih ada sudah tidak layak konsumsi.
“Sudah begitu, harga beras dengan kualitas seperti itu harganya terus melambung tinggi. Satu kilogram beras harganya mencapai Rp15.000 sampai 17.000. Padahal sebelum terjadi badai harga beras layak konsumsi hanya Rp12.500,” ungkapnya.
Penulis : Rusdi