Sumenep, nolesa.com – Bertemu dan bersilaturrahim dengan konstituen merupakan sebuah keharusan bagi seorang anggota legislatif. Tujuannya, selain untuk merawat ukhuwah juga dalam rangka mendiskusikan segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umat.
Kira-kira begitu alasan Ketua Fraksi PKB DPRD Sumenep M. Muhri gemar silaturrahim. Kemarin, Jumat (26/11/2021), Muhri menggelar silaturrahim bersama sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda, khusus daerah Batang-Batang. Dia mengaku senang bisa berkumpul dengan para tokoh dari berbagai kalangan.
“Alhamdulillah dengan berkat doa sampean semua, kami diberi kesehatan dan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Sampai saat ini kami aktif melakukan tugas legislatif termasuk aktif masuk ke kantor,” kata suami Uswatun Hasanah itu di lokasi pertemuan yang bertempat di kediaman Adi Purnomo di Desa Kolpo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pertemuan itu, Muhri banyak bercerita tentang pengalamannya selama duduk sebagai anggota dewan yang sudah dijalani selama dua tahun lebih. Kata dia, berstatus sebagai anggota DPRD itu seperti manusia setengah dewa. Sebab semua kebutuhan dan permasalahan masyarakat dilimpahkan kepadanya, termasuk urusan BPJS hingga masalah KTP.
“Meskipun tidak bersinggungan dengan tupoksi legislatif, masyarakat tetap minta tolong untuk mengurusnya. Tetapi kami senang karena dengan begitu bisa membantu masyarakat,” ucap mantan Ketua GP. Ansor Sumenep itu.
Kemudian, pada kesempatan itu Muhri meminta saran dan kritik konstruktif, hal itu karena mengingat dirinya selaku wakil rakyat dari daerah pemilihan atau Dapil V yang meliputi Kecamatan Dungkek, Batang-Batang, Batu Putih dan Gapura.
Muhri juga menegaskan bahwa tugas anggota dewan dari Fraksi PKB tidak hanya urusan politik tetapi juga bertanggung jawab memperjuangkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-nahdliyah.
“Kami Fraksi PKB tetap di garis perjuangan Nahdlatul Ulama (NU). Prioritas kami di parlemen adalah memperjuangkan kepentingan warga nahdliyin,” ujar alumnus Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk itu.
Hadir pada kesempatan itu Kiai Kamalil Ersyad. Dalam tausyiah politiknya, mantan anggota DPRD Sumenep itu menyinggung lahirnya PKB sebagai bagian partai politik di Indonesia.
Ditegaskan, Kiai Ersyad, bahwa PKB lahir untuk kemaslahatan umat. Nilai perjuangan PKB senada dengan pendirinya mendiang KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang dikenal sebagai pejuang demokrasi.
Gus Dur selalu membela kaum minoritas. Pembela keadilan. Salah satu contoh Gus Dur pernah membela penganut Ahmadiyah. Gus Dur membela mereka bukan membela akidahnya. Tapi pada sisi kemanusiaannya,” kenangnya.
Masih kata Kiai Ersyad, PKB dideklarasikan oleh 5 ulama besar di Indonesia. Di antaranya KH Mustofa Bisri
“PKB adalah satu satunya sayap politik NU yang menjadi kekuatan nahdliyin. Jadi selain urusan politik, PKB juga didalamnya memperjuangkan Aswaja,” tuturnya.
NU dan PKB adalah satu. Dari sisi nasabnya, PKB didirikan Gus Dur, cucu pendiri NU, yaitu Kiai Hasyim Asyari.
“Aswaja PKB dan NU sama. Yang menganut pemikiran moderat. Seluruh aktivitas di DPRD untuk warga NU,” tutup Kiai Ersyad.
Penulis : Arif
Editor : Dimas