Ketahanan Bangsa di Tengah Arus Globalisasi, Said Abdullah Tekankan Peran Pertahanan Semesta

Redaksi Nolesa

Senin, 6 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua DPP PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah (foto: ist)

Ketua DPP PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah (foto: ist)

JAKARTA, NOLESA.COM – Ketua DPP PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah, menilai arah kebijakan pertahanan yang dijalankan Presiden Prabowo Subianto tetap berpijak pada prinsip pertahanan semesta yang digagas Jenderal AH Nasution.

Kata politikus asal Sumenep ini, doktrin yang melibatkan seluruh elemen bangsa dalam sistem pertahanan itu masih sangat relevan di tengah dinamika ancaman global yang semakin kompleks.

“Sifat dari sistem pertahanan semesta melibatkan seluruh rakyat dan sumber daya nasional dalam membangun pertahanan. TNI dan Polri sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan utama, yang ditopang oleh partisipasi aktif rakyat terlatih dalam bela negara,” ujar Said dalam keterangannya, Senin, 6 Oktober 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Said menjelaskan, relevansi sistem pertahanan semesta semakin nyata karena bentuk perang di masa kini tidak lagi hanya bersifat konvensional. Selain perang fisik, ancaman juga datang dalam bentuk perang politik, ekonomi, budaya, dan siber. Dalam konteks tersebut, kata Said, diperlukan keterlibatan masyarakat dan kalangan profesional untuk memperkuat kapasitas pertahanan nasional.

Baca Juga :  Deny Indrayana: Permohonan Anies dan Ganjar di MK Berpotensi Dikabulkan

“Ia menilai doktrin ini masih sangat relevan. Sebab, dunia kini tidak hanya mengarah pada perang konvensional, tetapi juga ada perang politik, ekonomi, budaya dan siber. Dalam perang non konvensional, TNI dan Polri tentu ada keterbatasan. Makanya, diperlukan dukungan rakyat terlatih, kaum profesional yang ahli di bidangnya masing-masing, terintegrasi dengan kekuatan TNI dan Polri,” paparnya.

Meski medan perang modern telah berkembang menjadi multifront, Said menegaskan kekuatan pertahanan konvensional tetap dibutuhkan. Karena itu, konsep Minimum Essential Force (MEF) menjadi ukuran penting untuk memastikan kemampuan dasar pertahanan nasional terpenuhi.

“Walaupun medan perang mutakhir sudah multifront, tidak serta merta kekuatan pertahanan konvensional tidak diperlukan,” ungkapnya.

Said menjelaskan, pemenuhan MEF TNI memerlukan dukungan organisasi, anggaran, pengembangan industri pertahanan, dan peningkatan profesionalitas prajurit. Ia menyoroti langkah konkret Presiden Prabowo selama menjabat Menteri Pertahanan yang memperkuat struktur organisasi TNI melalui pembentukan sejumlah komando baru.

“Dari sisi organisasi, sejak menjadi Menteri Pertahanan, Presiden Prabowo telah membentuk enam Komando Daerah Militer baru, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, satu Komando Operasi Udara, enam grup Komando Pasukan Khusus. Kemudian, 20 Brigade Teritorial Pembangunan, satu Brigade Infanteri Marinir, satu Resimen Korps Pasukan Gerak Cepat, dan 100 Batalion Teritorial,” jelasnya.

Baca Juga :  Aliansi Penyelenggara Pendidikan Indonesia Temui Presiden Jokowi 

Said juga menambahkan, “Pembangunan lima Batalion Infanteri Marinir, dan lima batalion Komando Korps Pasukan Gerak Cepat.”

Said menilai, kemandirian industri pertahanan nasional menjadi faktor penting lain yang harus diperkuat. Indonesia telah memiliki sejumlah perusahaan strategis yang berperan besar dalam penyediaan alat utama sistem senjata (alutsista), seperti PT PAL dan PT Pindad.

“Indonesia telah memiliki PT PAL yang mampu membuat kapal perang. Kemudian, PT Pindad yang memproduksi tank, senapan tempur, dan arteleri berat lainnya,” katanya.

Selain itu, Indonesia juga menggandeng Korea Selatan dalam pengembangan pesawat tempur generasi 4.5, KAI KF-21 Boramae. “Prototipe sudah ada, dan sempat uji coba, entah kenapa lajunya proyek ini lambat sekali,” tambahnya.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Serahkan Sapi Kurban ke Masjid Al Karomah Banjar Kalsel, Beratnya Segini

“Intinya, industri pertahanan nasional kita perlukan untuk membangun kemandirian alat pertahanan nasional,” tegasnya lagi.

Sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said memastikan pihaknya selalu memberikan dukungan untuk memperkuat anggaran pertahanan. Meski demikian, ia mengakui alokasi anggaran Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara-negara dengan kekuatan militer besar.

“Defend Budget Rank 2025 yang dirilis oleh Global Firepower menempatkan Indonesia di urutan 29, di bawah Singapura di urutan 26. Tentu ini belum ideal mendukung MEF, karena keterbatasan fiskal kita. Ke depan kita perkuat kebutuhan anggaran pertahanan, sejalan dengan upaya penyehatan fiskal,” jelasnya.

Pada akhirnya, Said menekankan bahwa profesionalitas prajurit TNI menjadi modal paling utama dalam membangun kekuatan pertahanan nasional yang tangguh. Profesionalitas itu mencakup netralitas dari politik praktis dan kompetensi tempur yang mumpuni.

“TNI dibangun dengan merit sistem yang ketat, prestasi menjadi acuan kenaikan pangkat. Bravo, Dirgahayu TNI ke-80 tahun. Jadilah patriot bangsa gagah berani,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Presiden Prabowo Targetkan 3 Juta Rumah untuk Rakyat
Menkeu Purbaya Datangi Kantor Pusat BNI
Indonesia Raih Penghargaan Bergengsi ICAO atas Keamanan Penerbangan Sipil
Pesan Penting Menteri Meutya Tentang Pondasi Inovasi
Soal Penempatan Dana Rp 200 Triliun di Bank Himbara, Begini Kata Said
Keponakan Presiden Prabowo Mundur dari DPR
Prabowo Reshuffle Kabinet, Lima Menteri Diganti
Ketua Banggar DPR RI Dorong Pemuda Jadi Pelopor Perubahan Bangsa

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 20:15 WIB

Ketahanan Bangsa di Tengah Arus Globalisasi, Said Abdullah Tekankan Peran Pertahanan Semesta

Selasa, 30 September 2025 - 11:35 WIB

Presiden Prabowo Targetkan 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Senin, 29 September 2025 - 16:03 WIB

Menkeu Purbaya Datangi Kantor Pusat BNI

Jumat, 26 September 2025 - 16:07 WIB

Indonesia Raih Penghargaan Bergengsi ICAO atas Keamanan Penerbangan Sipil

Kamis, 25 September 2025 - 01:03 WIB

Pesan Penting Menteri Meutya Tentang Pondasi Inovasi

Berita Terbaru

Beberapa waktu lalu Presiden Prabowo tinjau program MBG di Bogor (foto: Biro Pers Kepresidenan)

Esai

Program MBG Presiden Prabowo dan Ancaman Inkompetensi

Selasa, 30 Sep 2025 - 18:31 WIB

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan akad massal 26.000 unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin 29/9/2025 (foto: IP)

Nasional

Presiden Prabowo Targetkan 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Selasa, 30 Sep 2025 - 11:35 WIB