Oleh AHMAD FARISI*
Pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, menandai berakhirnya masa penjajahan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Kemerdekaan ini tidak diraih dengan mudah; butuh perjuangan yang penuh pengorbanan, baik harta, tenaga, dan bahkan jiwa dan raga. Oleh karena itu, momen Hari Kemerdekaan yang kita rayakan kembali hari ini harus kita jadikan kesempatan untuk mengenang jasa para pahlawan dan merayakan kebebasan yang telah diperoleh dengan susah payah oleh para pendahulu.
Namun, di balik perayaan kemerdekaan ini, ada makna yang lebih mendalam yang seharusnya kita renungkan bersama, yakni semangat persatuan. Dalam bahasa Jawa, ada sebuah pepatah yang berbunyi “holupis kuntul baris,” yang berarti bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Pepatah ini menggambarkan bagaimana sekelompok kuntul (burung) terbang bersama dalam formasi yang rapi, saling mengisi dan mendukung. Ini adalah simbol dari pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam mencapai tujuan bersama, sebuah nilai yang sangat relevan dengan semangat kemerdekaan.
Persatuan bangsa adalah kunci dari keberhasilan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat bagaimana para pendiri bangsa, dengan latar belakang suku, agama, dan golongan yang berbeda-beda, dapat bersatu untuk melawan penjajah dan meraih kemerdekaan. Mereka menyadari bahwa tanpa persatuan, mustahil bagi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan ratusan suku bangsa ini untuk bisa berdiri sebagai negara yang merdeka.
Namun, persatuan bukanlah sesuatu yang bisa diambil begitu saja, apalagi dalam masyarakat yang begitu beragam seperti Indonesia. Persatuan harus terus dipupuk dan dijaga, terutama di tengah tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa ini. Tantangan terbesar adalah perpecahan yang sering kali muncul akibat perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan.
Isu-isu itu kerap kali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa demi kepentingan pribadi atau golongan. Dalam konteks ini, pepatah “holupis kuntul baris” menjadi sangat relevan sebagai pengingat bahwa kita harus saling mendukung dan bekerja sama, bukan saling menjatuhkan sama lain sebagai sesama anak bangsa.
Perayaan Hari Kemerdekaan yang ke-79 ini harus menjadi momentum bagi elemen bangsa untuk memperkuat semangat persatuan. Kita harus kembali mengingat bahwa kemerdekaan ini adalah hasil dari kerja bersama, dan oleh karena itu, tanggung jawab untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan ini juga merupakan tanggung jawab bersama.
Semangat gotong royong yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa harus terus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan hanya tentang bekerja sama dalam hal-hal besar, tetapi juga dalam hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari.
Misalnya, dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus saling membantu tanpa memandang perbedaan. Ketika ada tetangga yang membutuhkan bantuan, kita harus siap membantu, baik itu dalam bentuk tenaga, waktu, maupun materi. Semangat gotong royong juga bisa diterapkan dalam dunia kerja, di mana kita bekerja sama dengan rekan-rekan satu tim.
Namun, semangat persatuan yang kita bicarakan bukanlah sesuatu yang bisa diwujudkan dengan mudah. Ini memerlukan komitmen dan kesadaran dari setiap individu dalam masyarakat. Kita harus menyadari bahwa dalam kebersamaan, kita akan menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia harus berperan aktif dalam menjaga persatuan bangsa, baik melalui tindakan-tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari maupun melalui kontribusi yang lebih besar dalam pembangunan bangsa yang sedang kita usahakan.
Kita harus kembali mengingat bagaimana para pendiri bangsa ini berhasil meraih kemerdekaan dengan semangat persatuan dan gotong royong, dan bagaimana kita bisa melanjutkan perjuangan mereka dengan menjaga persatuan ini. Pepatah “holupis kuntul bari” adalah pengingat bahwa kebersamaan dan kerja sama adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, mari kita jadikan semangat ini sebagai landasan dalam setiap langkah kita, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan dalam berbangsa dan bernegara.
Dengan semangat “holupis kuntul baris,” kita bisa menjaga dan memperkuat persatuan Indonesia. Kita bisa menghadapi tantangan-tantangan yang ada dengan kepala tegak dan hati yang teguh, karena kita tahu bahwa dalam kebersamaan, kita akan menjadi lebih kuat. Semoga peringatan Hari Kemerdekaan yang ke-79 ini menjadi awal dari era baru di mana semangat persatuan semakin kokoh, dan di mana kita bisa bekerja sama untuk membangun Indonesia.
Mari kita rayakan kemerdekaan ini dengan semangat persatuan, dengan kesadaran bahwa kita adalah satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Holupis kuntul baris, mari kita jaga dan rawat persatuan ini untuk masa depan yang lebih gemilang.
*) Pengamat Politik