Sumenep, NOLESA.com – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melakukan monitoring harga ke Pasar Anom dan Pasar Bangkal.
Monitoring harga oleh TPID ke Pasar Anom dan Pasar Bangkal Kecamatan Kota dilakukan hari ini, Selasa 20 Juni 2023.
Plt Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Heru Santoso menjelaskan monitoring atau survei harga kebutuhan pokok dilakukan untuk mengendalikan inflasi di Kabupaten Sumenep.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebenarnya inflasi itu tidak bisa kita hindari tapi bisa kita kendalikan dan tidak selamanya inflasi itu berefek negatif, tetapi ada sisi positifnya juga, namun harus tetap dikendalikan,” kata Heru usai melakukan monitoring harga barang di Pasar Anom.
Dari hasil survei harga kebutuhan pokok di Pasar Anom dan Pasar Bangkal, TPID menemukan beberapa kebutuhan pokok yang harganya naik.
“Beberapa harga komoditas yang kami temukan di pasar ada yang mengalami kenaikan, ada yang tetap, dan ada juga yang turun,” ungkapnya.
Salah satu penyebab kenaikan harga barang, jelas Heru, karena faktor jarak pengiriman. Sebab dari beberapa komoditi yang dijual itu didatangkan dari luar Madura.
“Apalagi menjelang hari raya Idul Adha,” ujar mantan Camat Dungkek itu.
Hasil survei lapangan itu, akan dirapatkan besok guna mencari solusi terbaik untuk mengendalikan inflasi di Kabupaten Sumenep.
“Hasil survei harga kebutuhan pokok ini akan dirapatkan besok,” jelasnya.
Terpisah, Bupati Achmad Fauzi mengungkapkan strategi yang akan dilakukan Pemkab Sumenep untuk mengendalikan inflasi di kabupaten ujung timur Pulau Madura ini.
“Penanganan jangka pendek untuk mengendalikan inflasi daerah adalah bantuan sembako kepada masyarakat dan subsidi distribusi, karena sebagian barang yang dijual di Pasar Anom itu didatangkan dari luat kota,” tegas Bupati Achmad Fauzi.
“Untuk itu saya minta TPID agar jerak, jangan sampai inflasi ini berefek terhadap naiknya angka kemiskinan,” pungkasnya.
Penulis : Rusydiyono
Editor : Ahmad Farisi