Tips, NOLESA.COM – Menulis opini yang bagus merupakan keterampilan penting dalam dunia komunikasi, terutama di era digital ini di mana informasi dengan cepat menyebar dan mempengaruhi persepsi dan pikiran publik.
Opini yang kuat mampu mengubah pandangan seseorang, memicu diskusi, atau bahkan mempengaruhi kebijakan.
Namun, untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun opini yang efektif dan berpengaruh.
7 Cara Menulis Opini yang Bagus
1. Menguasai Topik
Pertama-tama, untuk menulis opini yang bagus sangat penting untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang topik yang akan dibahas.
Tanpa pengetahuan yang kuat, opini yang dihasilkan cenderung dangkal dan tidak berdasar, yang pada akhirnya akan melemahkan kredibilitas penulis.
Untuk memperoleh pemahaman ini, penulis harus melakukan riset yang memadai, membaca literatur terkait, dan memahami berbagai sudut pandang.
Hal ini tidak hanya membantu dalam memperkuat argumen yang disampaikan, tetapi juga memungkinkan penulis untuk mengantisipasi dan merespons argumen yang berlawanan.
Misalnya, jika topiknya adalah tentang perubahan iklim, penting untuk memahami data ilmiah terbaru, pendapat para ahli, serta kebijakan yang sedang atau telah diterapkan.
2. Menetapkan Tujuan Kepenulisan
Setelah memiliki pemahaman yang kuat tentang topik, langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan yang jelas.
Apakah tulisan yang Anda buat dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca, menginformasikan mereka tentang suatu isu, atau memprovokasi pemikiran kritis para pembaca?
Menetapkan tujuan ini akan membantu dalam menentukan gaya penulisan, struktur, dan isi dari tulisan tersebut.
Misalnya, jika tujuan utama adalah meyakinkan pembaca tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, penulis mungkin akan menggunakan data statistik dan fakta ilmiah sebagai dasar argumen, serta cerita atau anekdot untuk menggugah emosi dan pikiran pembaca.
Di sisi lain, jika tujuannya adalah untuk menginformasikan, penulis mungkin lebih fokus pada penyajian informasi secara objektif dan komprehensif.
3. Memilih Argumen yang Bagus
Selain itu, dalam menulis opini yang bagus, pemilihan argumen yang kuat dan relevan sangatlah krusial. Argumen yang dipilih harus didukung oleh bukti yang kuat, baik itu berupa data statistik, penelitian akademis, atau kesaksian ahli.
Namun, tidak cukup hanya dengan menyajikan bukti; penulis juga perlu menjelaskan bagaimana bukti tersebut mendukung argumen yang diajukan.
Dalam hal ini, logika yang kuat dan penalaran yang jelas sangatlah penting. Penulis harus mampu menghubungkan setiap bagian dari argumen dengan cara yang koheren, sehingga pembaca dapat mengikuti alur pemikiran dengan mudah dan sistematis.
Misalnya, jika penulis berargumen bahwa pendidikan berkualitas merupakan hak setiap anak, maka argumen tersebut harus didukung oleh data tentang dampak positif pendidikan terhadap kesejahteraan anak.
Selain argumen, penulis juga harus mampu mengidentifikasi dan mengatasi potensi bantahan yang mungkin muncul dari para pembaca tulisan Anda.
Dalam hal ini, penulis perlu menunjukkan bahwa dia memahami argumen lawan dan dapat menawarkan kontra-argumen yang meyakinkan.
Dengan cara ini, tulisan tidak hanya menunjukkan kekuatan argumen utama, tetapi juga menunjukkan bahwa penulis telah mempertimbangkan berbagai sudut pandang yang ada.
Misalnya, dalam perdebatan tentang legalisasi ganja, penulis yang pro-legalisasi mungkin perlu mengakui potensi risiko kesehatan, tetapi kemudian menunjukkan bagaimana regulasi yang tepat dapat memitigasi risiko tersebut.
4. Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Padat
Kemudian, gaya penulisan juga memainkan peran penting dalam membuat opini yang bagus. Bahasa yang digunakan harus jelas, padat, dan langsung ke inti masalah.
Hindari penggunaan jargon atau istilah teknis yang dapat membingungkan pembaca, kecuali jika istilah tersebut benar-benar diperlukan dan dijelaskan dengan baik.
Selain itu, penting untuk menjaga agar tulisan tetap menarik dengan menggunakan variasi kalimat, metafora, atau analogi yang relevan.
Gaya penulisan yang dinamis dan variatif akan membantu menjaga minat pembaca sepanjang tulisan.
Namun, perlu diingat bahwa gaya penulisan harus tetap konsisten dengan tujuan tulisan. Jika tujuan utamanya adalah meyakinkan, gaya penulisan yang terlalu emosional atau berlebihan mungkin justru akan mengurangi efektivitas argumen.
5. Menentukan Struktur Tulisan
Selanjutnya, struktur tulisan juga sangat penting dalam menulis opini yang bagus. Struktur yang baik akan membantu pembaca mengikuti alur pemikiran penulis dan memahami argumen yang disampaikan.
Umumnya, opini yang baik terdiri dari tiga bagian utama: pengantar, isi, dan penutup. Pengantar harus mampu menarik perhatian pembaca sekaligus memperkenalkan topik dan argumen utama.
Bagian isi harus menyajikan argumen-argumen yang didukung oleh bukti yang kuat, sementara bagian penutup harus merangkum poin-poin utama dan menawarkan pemikiran akhir atau rekomendasi.
Penting juga untuk memastikan bahwa setiap paragraf dalam tulisan memiliki satu ide utama dan mengalir secara logis ke paragraf berikutnya.
6. Menyentuh Emosi Pembaca
Sebuah opini yang bagus juga harus menyentuh emosi pembaca. Meskipun argumen logis sangat penting, emosi seringkali menjadi faktor penentu dalam mempengaruhi pandangan seseorang.
Oleh karena itu, penulis harus mampu menggugah emosi pembaca melalui kisah nyata, contoh konkret, atau ilustrasi yang relevan.
Misalnya, dalam tulisan tentang pentingnya penanganan cepat bencana alam, penulis bisa memulai dengan menggambarkan penderitaan yang dialami oleh korban bencana, yang kemudian dihubungkan dengan pentingnya upaya mitigasi yang lebih baik.
Namun, perlu diingat bahwa dalam menggugah emosi, penulis harus tetap menjaga keseimbangan. Opini yang terlalu emosional bisa dianggap tidak objektif, sementara opini yang terlalu kering bisa kehilangan daya tariknya.
Keseimbangan ini bisa dicapai dengan cara mengkombinasikan antara fakta yang kuat dan narasi yang menggugah.
Misalnya, dalam tulisan tentang perlunya kebijakan lingkungan yang lebih ketat, penulis bisa menggabungkan data tentang kerusakan lingkungan dengan cerita pribadi tentang dampak pencemaran terhadap kehidupan masyarakat setempat.
7. Melakukan Penyuntingan
Terakhir, tetapi tidak kalah penting, adalah melakukan revisi dan penyuntingan.
Setelah menulis draf awal, sangat penting untuk membaca ulang tulisan dengan kritis, mencari kesalahan atau kelemahan dalam argumen, dan memastikan bahwa setiap bagian tulisan berfungsi sebagaimana mestinya.
Terkadang, mengambil jeda sebelum melakukan revisi bisa sangat membantu, karena memungkinkan penulis melihat tulisannya dengan perspektif yang lebih segar.
Selain itu, meminta umpan balik dari orang lain juga bisa sangat berguna dalam menemukan kelemahan yang mungkin terlewatkan.
Penulis : Wail Arrifki
Editor : Ahmad Farisi