Connect with us

Mimbar

Akal sebagai Pemimpin

Mohammad Arif Arifin

Published

on

NOLESA.com— Pada proses penciptaannya, manusia dijadikan sebagai mahluk paling sempurna karena ia mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya. Keistimewaan inilah yang juga membuat kehidupan manusia semakin berkembang dan mampu untuk terus bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Keistemewaan manusia ini dikenal sebagai akal. Akal adalah hal yang paling signifikan dalam membedakan manusia dan mahluk lainnya terutama hewan. Akal manusia selama bertahun-tahun telah membuat manusia mampu untuk membedakan apa yang baik maupun buruk bagi dirinya, apa yang mesti dikembangkan untuk kelangsungan hidupnya maupun apa yang harus mereka tinggalkan agar tidak menghancuran kehidupannya.

Setelah manusia mengenal agama akallah yang pada akhirnya juga membantu manusia untuk memahami agama yang dipeluknya, menafsirkan ajarannya dan juga menjadi penunjuk jalan untuk mempertahankan ajaran agamanya agar tidak punah.

Baca Juga :  Hilangnya HAM dalam Penyidikan Kasus Herman

Hari ini saat agama berjalan dengan sekaligus berhadapan dengan perkembangan teknologi yang menggerus keberadaannya, peran akal untuk menjaga eksistensi agama haruslah ditingkatkan.
Peran akal ini berhubungan dengan fungsinya dalam menjaga keseimbangan dalam diri manusia agar selamat dalam hidupnya. Karena harus diakui hari ini saat manusia dimudahkan untuk melakukan segala sesuatu oleh perangkat-perangkat canggih yang dihasilkan tehnologi hari ini peluang nafsu dalam memimpin manusia jauh lebih besar dibanding akal.

Padahal memfungsingkan akal secara maksimal di zaman ini dengan berpegang pada ajaran agama sangatlah penting untuk dilakukan. Akallah yang seharusnya menjadi pemimpin dalan megendalikan segala bentuk perbuatan manusia melalui anggota tubuh lainnya.

Baca Juga :  Tidak Hanya Memudahkan, Menurut Syek Ali Jaber Empat Amalan ini Bisa Mendatangkan Rezeki

Maka dalam hal ini penting untuk melihat kembali peran akal sebagai medium berpikir dalam rangka menjaga keseimbangan kehidupan manusia. Dalam Islam akal berperan penting untuk menjadi pemimpin bagi anggota tubuh yang lain dalam rangka kemaslahatan hidup manusia di dunia dan juga keselamatan manusia di akhirat.

Dalam Islam, kehidupan setelah mati, utamanya di hari perhitungan amal, persaksian dilakukan oleh anggota tubuh manusia yang lain karena mulut yang sedianya selama kehidupan manusia di dunia menjadi sumber persaksian di akhirat ia berakhir perannya karena anggota tubuh yang lain yang menjadi saksi atas perbuatannya masing-masing.

Sebab itu, penting untuk selalh menjaga peran akal selama kita masih hidup untuk memaksimalkan fungsinya dalam memimpin anggota tubuh yang lain secara bijaksana. Karena harus di akaui, dengan melihat kenyataan hari ini akal seringkali kehilangan peran karena anggota tubuh yang lain secara cepat telah merespon segala sesuatu nya di luar kendali akal, seperti jari-jari manusia hari ini yang dengan cepat merespon apa yang dilihatnya dengan bentuk komentar yang seringkali dangkal bahkan salah karena tidak tau secara menyeluruh apa yang dikomentarinya, yang pada sisi terjauhnya berakibat pada terciptanya dosa karena menyinggung perasaan orang lain.

Baca Juga :  [Meng]apa Filsafat itu Penting?

Oleh karena itu, penting untuk terus memposisikan akal sebagai pempimpin bagi anggota tubuh yang lain agar mengerjakan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dan menyelamatkan manusia selama di dunia maupun setelah hari setelah kematiannya.

Jumat, 3 Juni 2022

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending