Sumenep, NOLESA.com — Salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur adalah retribusi pasar tradisional.
Maka dari itu, butuh inovasi khusus agar retribusi pasar tradisional tersebut benar-benar mampu memompa PAD bagi Kabupaten Sumenep.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep Yayak Nurwahyudi melalui Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Helmi menjelaskan di bawah kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi pihaknya telah melakukan kajian pengelolaan retribusi pasar tradisional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari hasil kajian yang dilakukan Bappeda, ada sejumlah persoalan yang mesti diselesaikan agar garapan retribusi maksimal untuk menyokong PAD.
Diantara permasalahan di sektor tersebut, menurut Helmi, adalah sistem pemungutan dan pelaporan hasil retribusi pasar tradisional di Sumenep masih manual.
“Ini berpotensi terjadinya kebocoran dan penyimpangan pemasukan retribusi sehingga berpengaruh pada capaian retribusi pasar tradisional itu sendiri,” kata Kabid Helmi.
Oleh sebab itu, Helmi mengaku pihaknya telah merekomendasikan Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) agar menggunakan menggunakan aplikasi E-retribusi dalam system pendataan objek retribusi, wajib retribusi pasar, pemungutan dan pelaporannya.
”Bagaimana kedepan, pemungutan retribusi di pasar-pasar tradisional tidak manual lagi,” ujarnya.
“Apalagi Tahun ini, Pemkab Sumenep menargetkan Rp1,6 Miliar ke PAD dari retribusi pasar tradisional,” imbuh Kabid Helmi seraya memungkasi.
Penulis : Rusydiyono
Editor : Ahmad Farisi