Sumenep, NOLESA.com — Pulau Madura, Jawa Timur termasuk daerah yang rendah dalam melaksanakan program imunisasi anak. Itu berlangsung selama sepuluh tahun.
Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya capaian imunisasi di Madura. Selain karena faktor lokasi juga disebabkan adanya hoax yang sampai ke masyarakat.
Atas dasar itulah, para stakeholder terus berupaya dan melakukan langkah-langkah taktis dalam meningkatkan capaian imunisasi anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagaimana disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep Nia Kurnia Fauzi pihaknya menggunakan beberapa pendekatan. Diantaranya dengan ormas. Seperti NU, Muhammadiyah dan elemen masyarakat lainnya.
Bahkan dalam realisasinya, beberapa elemen tersebut disatukan dalam Gridu (Gerakan Imunisasi Terpadu).
“Gridu ini diambil dari bahasa Madura yang berarti gaduh dan riuh,” jelas Nia Kurnia Fauzi, di Rumah Dinas Bupati, Rabu 5 Oktober 2022.
Dengan Gridu tersebut gerakan sosialisasi imunisasi anak bisa berjalan masif. Salah satu objeknya yakni kumpulan emak-emak. Seperti kumpulan dan arisan.
Untuk diketahui, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) terbagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama dimulai dari 18 Mei 2022 yang mencakup seluruh wilayah di Indonesia selain Pulau Jawa, Madura dan Bali.
Adapun tahap kedua dari 1 Agustus hingga 30 September 2022, meliputi ketiga wilayah itu dengan target capaian kejar imunisasi nasional sebesar 95 persen untuk rubella dan 80 persen untuk OPV, IPV dan DPT-HB-hib.
Dengan begitu diakhir Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada 30 September 2022, kemarin capaian imunisasi di Kabupaten Sumenep telah mencetak sejarah baru.(*)
Penulis : Rusydiyono
Editor : Ahmad Farisi