Sumenep, NOLESA.com – Selama kepemimpinan Bupati Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo dan Wakil Bupati Hj. Dewi Khalifah (Fauzi-Eva) di Kabupaten Sumenep, berbagai indikator pembangunan daerah mengalami peningkatan yang signifikan.
Dari catatan nolesa.com, peningkatan itu berbagai sektor, mulai dari ekonomi, sosial, infrastruktur, hingga pariwisata, menunjukkan tren positif yang mencerminkan keberhasilan program-program yang telah dijalankan Fauzi-Eva.
Pertumbuhan UMKM dan Perekonomian Daerah
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sumenep terus berkembang. Pada tahun 2023, jumlah UMKM tercatat sebanyak 282.712 unit, dan pada tahun 2024 meningkat menjadi 298.462 unit, bertambah sebanyak 15.750 UMKM. Pertumbuhan UMKM dari tahun 2023 ke 2024 yang mencapai 0,9%, ini menunjukkan bahwa di era Fauzi-Eva pertumbuhan UMKM semakin membaik untuk menunjang perekonomian daerah.
Selain itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) meningkat sebesar 2,59%, sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) naik 1,33%. Hal ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang stabil di Sumenep.
PDRB per kapita yang menjadi indikator kesejahteraan masyarakat juga terus meningkat. Dalam tiga tahun terakhir, ADHB naik sebesar 2,05% dan ADHK meningkat sebesar 1,03%, menunjukkan bahwa taraf hidup masyarakat Sumenep semakin membaik.
Indeks Kesalehan Sosial dan Indeks Desa Membangun
Pemerintah Kabupaten Sumenep juga berhasil menjaga stabilitas sosial. Indeks Kesalehan Sosial Sumenep terus meningkat dari tahun 2023 ke 2024 sebesar 2,55 poin, menjadikan Sumenep lebih unggul dibandingkan rata-rata Jawa Timur dan Nasional. Ini menunjukkan efektivitas program sosial yang meliputi pemberdayaan masyarakat, perlindungan anak dan perempuan, serta peningkatan ketenteraman sosial.
Di bidang pembangunan desa, Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Sumenep mencapai angka 0,7593 pada tahun 2024 dengan status “Maju.” Sejak tahun 2021, tidak ada lagi desa yang berstatus “Tertinggal” atau “Sangat Tertinggal.”
Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas
Pemerintah Kabupaten Sumenep terus meningkatkan kualitas infrastruktur. Indeks Infrastruktur mengalami peningkatan setiap tahunnya. Panjang jalan yang dibangun pada tahun 2024 mencapai 28.346,14 meter, dan pada tahun 2025 direncanakan bertambah hingga 57.475,80 meter.
Di sektor kelistrikan, 21 pulau di wilayah kepulauan Sumenep kini telah mendapatkan aliran listrik, baik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Sebanyak 16 pulau dalam tahap konstruksi PLTS, sementara Pulau Masalembu masih dalam proses pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan.
Penurunan Inflasi dan Kunjungan Wisata yang Meningkat
Inflasi di Kabupaten Sumenep menunjukkan tren penurunan dan tercatat sebagai yang terendah dalam empat tahun terakhir. Pada November 2024, inflasi mencapai 2,15%, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Di sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat secara signifikan. Pada tahun 2021, jumlah wisatawan tercatat sebanyak 248.158 pengunjung, sementara pada tahun 2024 melonjak menjadi 1.701.325 pengunjung. Kenaikan sebesar 311 ribu wisatawan dibandingkan tahun sebelumnya menjadi indikasi bahwa Sumenep semakin diminati sebagai destinasi wisata.
Namun, meskipun banyak prestasi yang diraih, Kabupaten Sumenep masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah angka perceraian yang masih cukup tinggi, mengikuti tren nasional. Selain itu, inflasi di Sumenep masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional dan Provinsi Jawa Timur.
Dengan berbagai capaian ini, Kabupaten Sumenep selama dipimpin Fauzi-Eva telah menunjukkan peningkatan di berbagai sektor. Ke depan, tantangan yang ada diharapkan dapat diatasi dengan kebijakan yang lebih inovatif dan berpihak kepada masyarakat.
Penulis : Rusydiyono
Editor : Ahmad Farisi