Sumenep, NOLESA.com – Dua bulan terakhir ini sisi timur Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan Gapura diguncang dengan gerakan aksi massa.
Aksi massa yang pertama dilakukan oleh warga Dusun Tapakerbau, Desa Gersik Putih. Aksi massa yang mereka lakukan terkait penolakan reklamasi laut oleh pengembang atau investor untuk dijadikan tambak garam.
Aksi penolakan reklamasi di Dusun Tapakerbau ini diprakarsai oleh Gerakan Masyarakat Tolak Reklamasi (Gema Aksi).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Belum selesai urusan penolakan reklamasi laut di Dusun Tapakerbau itu, akhirnya muncul gerakan baru. Tepatnya di Desa Gapura Tengah.
Gerakan masyarakat itu dipelopori oleh Gerakan Pemuda Segitiga (GPS) Desa, yang meliputi warga Gapura Tengah, Gapura Timur, dan Desa Tamidung Kecamatan Batang-Batang.
Aksi GPS Desa ini dipicu oleh kondisi jalan penghubung Gapura Tengah ke Tamidung yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Rangkaian perjuangan dua gerakan warga ini nyaris sama. Yakni diawali dengan investigasi, aksi demonstrasi, audensi, dan mediasi. Puncaknya, dua kelompok ini sama-sama menggelar istigasah untuk mengetuk ‘pintu langit’.
Dalam catatan nolesa.com, warga Dusun Tapakerbau sudah dua kali menggelar istigasah. Pertama pada Kamis malam 23 April 2023 yang digelar di Asta Kiai Sulaiman salah satu sesepuh Desa Gersik Putih.
Istigasah kedua, dilaksanakan pada Sabtu siang 27 Mei 2023. Acara ini bertempat di Masjid Zainal Abidin Dusun Tapakerbau.

Istigasah yang dihadiri ribuan warga dan sejumlah ulama itu tujuannya untuk memohon keselamatan lingkungan dan persaudaraan.
“Istigasah dan doa bersama ini sangat berarti bagi kami khususnya warga Gersik Putih yang selama ini berjuang melindungi laut dari rencana reklamasi. Atasnama warga dan pengundang kami sampaikan terima kasih,” ucap Kiai Sahe Yusuf kala itu.
Sama halnya dengan aksi GPS Desa yang sedang memperjuangkan perbaikan jalan penghubung Gapura Tengah-Tamidung, mereka juga menggelar istigasah yang dikemas dengan ‘Rokat Jalan’.
Acara ini digelar di Bukit Matahari, Desa Gapura Tengah, Kecamatan Gapura, Rabu 14 Juni 2023, kemarin.

Ribuan warga, tokoh masyarakat, dan ulama memanjatkan kalimat dzikir untuk memohon keselamatan dan solusi atas persoalan yang tengah mereka hadapi. Salah satunya jalan rusak itu.
“Ini ikhtiar kami untuk mengetuk hati para pemangku kebijakan melalui pintu langit yang ampuh, karena sulitnya pintu bumi untuk ditempuh,” kata Nur Hayat salah satu penggerak GPS Desa usai istigasah.
Penulis : Rusydiyono
Editor : Ahmad Farisi