SUMENEP, NOLESA.COM – Albiyan S.N. salah satu kader terbaik Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, berhasil sabet juara 1 dalam kompetisi orasi mahasiswa tingkat Jawa Timur.
Kompetisi Orasi Mahasiswa ini diselenggarakan oleh PMII Rayon Al-Amien Komisariat Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Bulan Pergerakan dalam rangka Harlah PMII ke-65, yang digelar sejak Senin, 28 April sampai dengan Rabu, 28 Mei 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Malam puncak dan penganugerahan Bulan Pergerakan dalam rangka Harlah PMII ke-65 ini ditempatkan di Cafe NOKIRA, Kamal, Bangkalan.
Dalam lomba tersebut, Albiyan yang berhasil meraih juara 1, membawakan tema “Menggelorakan Semangat Pergerakan Mahasiswa”.
Albiyan tampil penuh semangat, menyuarakan keresahan atas melemahnya militansi mahasiswa dan ketidakadilan yang masih dirasakan masyarakat miskin kota.
Dalam orasinya, ia menyampaikan bahwa mahasiswa harus kembali menjadi motor perubahan sosial dan kontrol terhadap kebijakan yang menyimpang.
“Ini bentuk panggilan untuk membangunkan semangat juang mahasiswa yang perlahan meredup. Kita harus kembali menjadi suara publik,” ucap Albiyan.
Dia juga menuturkan, persiapan orasi dilakukan hanya dalam waktu sekitar tiga hari, namun tidak mengurangi kualitas narasi yang dibangun.
Albiyan bahkan mengaku begadang dua hari dua malam tanpa tidur, ditemani buku-buku sejarah pergerakan yang menginspirasi.
Ia menyusun narasi tersebut bukan hanya dari hasil bacaan, tapi juga melalui proses revisi berulang kali agar lebih sesuai dengan tema.
“Sebenarnya bisa saja selesai cepat, tapi saya ingin setiap kata punya makna. Saya bongkar ulang semua, saya evaluasi, karena saya ingin orasi ini benar-benar hidup,” ungkapnya.
Baginya, tantangan terbesar justru bukan dari luar, tapi datang dari dalam diri sendiri. Mentalitas dan kemauan untuk terus bergerak adalah hal yang ia tekankan sebagai kunci keberhasilan.
“Kadang yang paling berat itu bukan lawan debat, tapi melawan rasa malas dan ragu dalam diri sendiri,” tuturnya.
Akhirnya, kerja keras tersebut terbayar lunas dengan hasil yang membanggakan.
Hal tersebut ingin ia persembahkan sebagai bentuk penghormatan terhadap para senior aktivis yang dulu berjuang dan menginspirasi jalan pergerakan hari ini.
“Semoga ini jadi penyulut semangat bagi kita semua. Ini bukan akhir, tapi langkah awal,” pungkasnya penuh harap.(*)