Connect with us

News

Bawa-Bawa Agama dalam Pembubaran PBAK UIN SUKA 2022, Korpus Forsemashi Sebut Prof. Al Makin Rektor Otoriter

Redaksi Nolesa

Published

on

Pembubaran Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) oleh pihak rektorat, Sabtu, 20/8/2022 (Foto: nolesa.com)

Yogyakarta, NOLESA.com — Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) berakhir ricuh.

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan UIN SUKA Yogyakarta yang diselenggarakan sejak Kamis, 18 – 20 Agustus kemarin itu terpaksa bubar paksa.

Pasalnya mahasiswa baru yang datang pada kegiatan PBAK UIN SUKA di hari ketiga dipulangkan secara paksa oleh pihak rektorat pada Sabtu, 20 Agustus kemarin.

Bahkan, pembubaran itu dipimpin langsung oleh Rektor UIN SUKA, Prof. Al Makin.

Menurut Prof. Al Makin, pembubaran itu dilakukan karena itu yang terbaik. Bahkan pihaknya mengaku pembubaran itu dilakukan sudah melalui tahapan shalat istikharah.

Baca Juga :  Bupati Fauzi: Drage Bike Solusi Tepat Balap Liar

“Iya itu sudah pertimbangan yang baik, saya sudah sholat tadi malam, semuanya sudah sholat istikharah,” ujar Prof. Al Makin sebagaimana rekaman yang beredar di jejaring media WhatsApp pada (20/8/2022).

Pembubaran itu diduga imbas dari kritik mahasiswa terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi pada hari pertama kegiatan PBAK berlangsung.

Menanggapi hal itu, Koordinator Pusat (Korpus) Forum Senat Mahasiswa Syariah dan Hukum Se-Indonesia (Forsemashi), Muhammad Suhud mengecam keras tindakan Rektor UIN SUKA, Prof. Al-Makin yang membubarkan PBAK secara sepihak itu.

Menurutnya, pembubaran kegiatan PBAK itu adalah bentuk otoritarianisme yang sama sekali tidak mencerminkan insan akademik.

Terlebih juga membawa-bawa agama sebagai legitimasi dan pembenaran atas kehendak otoriternya, jelas hal itu sangat tidak baik.

Baca Juga :  Disdukcapil Turun ke Desa, Kades Romben Guna ; Terimakasih Bupati Achmad Fauzi

“Seharusnya PBAK ini menjadi momen yang mengesankan terhadap Mahasiswa baru bukan malah dibubarkan secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Itu otoritarianisme namanya, apalagi sampai bawa-bawa agama,” ujarnya melalui keterangan tertulis.

Karena itu, pihaknya sangat menyayangkan tindakan rektorat yang semena-mena dan tidak menyelesaikan masalah itu.

Korpus Forsemashi yang merupakan demisoner ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga (SEMA FSH UIN SUKA) Yogyakarta itu juga menegaskan bahwa bahwa adanya kritik terhadap UKT oleh mahasiswa baru merupakan hal yang wajar karena merupakan aspirasi dari mahasiswa baru.

Baca Juga :  Imbauan Bupati Fauzi kepada Seluruh Nakes di Sumenep

“Saya kira sangat wajar yang dilakukan oleh mahasiswa baru, karena kenaikan UKT pada periode ini sangat melambung tinggi dibandingkan dengan sebelum sebelumnya, sangat jelas ya alasan Mahasiswa baru,” ujarnya.

Dia juga menyampaikan yang dilakukan oleh pimpinan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sangat jelas anti-kritik dan menutup ruang ruang aspirasi mahasiswa.

“Maka dari itu sebagai mahasiswa yang sadar terhadap nilai-nilai demokrasi kami mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga yang sudah menutup ruang-ruang aspirasi terhadap mahasiswa. Sangat tidak demokratis,” ujar mahasiswa asal Jawa Timur itu.


Penulis: Ebet

Editor: Ahmad Farisi

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending