Yogyakarta, NOLESA.com – Sekolah Menengah Atas (SMA) UII gelar kegiatan penguatan literasi berbasis sastra. Kegiatan ini berlangsung sejak Jumat-Sabtu, 7-8 Juni 2024.
Penguatan literasi ini, SMA UII bekerjasama dengan Departemen Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) Universitas Negeri Yogyakarta.
Ketua Tim Dosen PBS UNY, Dr. Nurhidayah menjelaskan tujuan dari kerja sama tersebut untuk mengupdate isu literasi dalam bidang pendidikan.
“Setidaknya mampu menyinergikan isu literasi terbaru di bidang pendidikan,” jelas Nurhidayah.
Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMA UII, Drs. Maman Surakhman, menyambut baik agenda penguatan literasi tersebut. Bahkan, ia berharap kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Bahkan, SMA UII sudah siap merealisasikan kurikulum merdeka,” ujarnya.
Dalam pelatihan yang diikuti 25 orang peserta itu, Nurhidayah memberikan materi tentang pentingnya literasi di sekolah. Baginya, tidak ada bidang yang tidak membutuhkan literasi, bahkan keuangan.
Materi berikutnya diisi oleh Prof. Dr. Suroso, M.Pd. yang memberikan materi seputar wawasan dan penulisan jurnalistik. Bagi guru besar bidang pembelajaran tersebut, perlunya seorang guru menguasai penulisan opini.
“Tidak ada pengecualian guru mata pelajaran apa pun. Semua guru harus bisa menulis opini untuk melatih cara berpikir yang konstruktif,” tutur Suroso.
Untuk menambah wawasan literasi tentang sastra, Dr. Nurhadi, M.Hum memberikan materi tentang wawasan kesastraan yaitu pada hari kedua yaitu 8 Juni 2024 secara daring.
Pengetahuan seputar kesastraan tersebut akan membentuk kepekaan terhadap kondisi sekitar.
Materi terakhir pada sesi kedua diisi oleh Mawaidi, S.S., M.Pd. yang bertugas memberikan wawasan penerbitan karya.
“Muara dari ide-ide yang kita tuliskan adalah publikasi. Ibaratnya, orang lain perlu membaca gagasan yang kita tuliskan,” paparnya.
Ariasih, salah satu peserta pelatihan tersebut menyebutkan bahwa acara seperti ini membawa manfaat, karena karena guru, bisa berbagi pengalaman terkait dengan kondisi pembelajaran di sekolah.
“Salah satu yang menjadi kendala kami saat ini menumbuhkan rasa percaya diri menulis siswa sehingga mereka menjadi percaya diri kalau mereka sebenarnya punya bakat,” tuturnya dengan antusias.
Pada sesi terakhir, para guru disiapkan untuk menuliskan kisah pengalaman mereka belajar mengajar. Kisah-kisah mereka nanti akan dibukukan.
“Harapannya, buku tersebut nanti akan jadi kisah yang bisa menginspirasi siswa, terlebih guru-guru di sekolah lain di Yogyakarta,” pungkas Dr. Nurhidayah.
Penulis : Sari/yon
Editor : Ahmad Farisi