Yogyakarta, NOLESA.com – Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada (Fisipol UGM) Yogyakarta kembali menyelenggarakan Fisipol Leadership Forum.
Fisipol Leadership Forum adalah forum diskusi yang diinisiasi Fisipol UGM untuk mendiskusikan ide-ide dan visi-visi ke-Indonesia-an para pemimpin politik nasional, khususnya pemimpin-pemimpin masa depan yang akan berkontestasi di Pemilu 2024.
Menurut Dekan Fisipol UGM Wawan Mas’udi hal itu penting dilakukan oleh perguruan tinggi untuk membangun demokrasi dengan gagasan-gagasan yang segar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Forum Leadership Forum adalah forum yang sengaja dirancang untuk mengawal kepemimpinan nasional, menjadi forum gagasan untuk membangun demokrasi,” kata Dekan Fisipol UGM dalam sambutannya, Rabu (28/9/2022).
Forum ‘Fisipol Leadership Forum’ menurutnya akan terus konsisten mengawal demokrasi ke depan dengan menghadirkan tokoh-tokoh nasional untuk mendiskusikan visi-visi ke-Indonesia-an.
”Pada Seri #1 Fisipol Leadership Forum kami mendatangkan Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, dan pada Seri #2 ini kami mendatangkan Mas Muhaimin Iskandar, untuk membedah bukunya, Visioning Indonesia: Arah Kebijakan dan Peta Jalan Kesejahteraan,” ujarnya.
”Akan tetapi, hari ini kami mengundang Mas Muhaimin bukan atas posisinya sebagai Ketua Umum PKB atau posisinya sebagai Wakil Ketua MPR RI, tapi sebagai alumni,” pungkas nya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UGM Prof. Ova Kamilia dalam sambutannya memberikan apresiasi atas forum yang diinisiasi oleh Fisipol UGM itu.
Sebab, menurutnya, “membicarakan Indonesia bukan hanya membicarakan pencitraan, tetapi juga harus membicarakan masalah visi dan program kepemimpinan, tentang keadilan sosial dan krisis politik lainnya,” ujarnya.
Seperti Rektor UGM Ovia Kamilia, A. Muhaimin Iskandar juga menyambut baik forum politik yang berbasis gagasan itu.
Dalam pidatonya, ia menyampaikan bahwa perguruan tinggi, terkhusus Fsipol UGM, punya peran strategis dalam mengembangkan politik gagasan.
”Fisipol [UGM] punya andil dalam mengembangkan Indonesia yang lebih baik,” tutur Muhaimin.
Ketua Umum PKB yang juga Wakil Ketua MPR RI itu mengaku senang karena Fisipol UGM telah menjadi bagian dari pihak yang ikut membedah visi-visi ke-Indonesia-annya yang terangkum dalam buku Visioning Indonesia.
”Pemilu 2024 memang harus diwarnai dengan pikiran dan gagasan,” tambahnya.
Kembali ke khittah: pesan-pesan politik A. Muhaimin Iskandar
Selain itu, A. Muhaimin Iskandar juga menyampaikan bahwa demokrasi adalah hasil dari perjuangan reformasi 1998 yang harus dijaga, dirawat, dan dibangun menjadi sistem yang sempurna.
Demokrasi harus produktif hingga mampu melahirkan keadilan dan kesejahteraan seperti yang telah menjadi cita-cita kebangsaan Indonesia.
“Demokrasi harus produktif untuk menciptakan keadilan sosial,” tegas A. Muhaimin.
Untuk mencapai itu, menurut A. Muhaimin, proses politik seperti Pemilu harus dilaksanakan secara sehat, hindari politik identitas seperti yang terjadi pada Pilpres 2019.
“Jangan hanya prosedural, pemilu harus substansial, hindari politik identitas,” pinta A. Muhaimin.
Oleh sebab itu, menurut A. Muhaimin penting bagi partai politik sebagai lembaga arus utama demokrasi untuk kembali khittah politik. Yakni konsisten terhadap tujuan berbangsa dan bernegara.
”Visioning artinya harus mengembalikan visi kebangsaan untuk mewujudkan keadilan sosial,” pungkasnya.
Penulis: Farisi Aris
Editor: Ali Tsabit