Jepara, NOLESA.com – Museum RA. Kartini Jepara terletak di pusat kota, tepatnya di sebelah utara alun-alun 1 Kota Jepara. Museum ini dibangun untuk mengenang jasa dan pengabdian tokoh RA. Kartini yang merupakan tokoh emansipasi wanita Indonesia. Museum ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara.
Pengelolaan museum ini ditujukan untuk menciptakan tempat wisata sejarah dan edukasi bagi masyarakat luas, baik bagi masyarakat Indonesia maupun masyarakat mancanagera.
Sejarah Museum RA. Kartini Jepara
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Petugas Museum RA. Kartini Jepara Riza Khairul Anwar menjelaskan, museum ini didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, SH. Kemudian, museum ini diresmikan pada tanggal 21 April 1977 pada masa pemerintahan Bupati KDH Tingkat II Jepara, Soedikto, SH.
“Pada saat diresmikan, Museum RA. Kartini Jepara ini memiliki tiga gedung utama yang dilihat dari atas memiliki bentuk huruf K, T, dan N yang merupakan singkatan dari (Kartini)” ungkap Riza, Sabtu 7 Oktober 2023.
Pada tahun 2016-2018 Museum RA. Kartini Jepara melakukan renovasi bangunan dan menambah beberapa ornamen pada bangunan luar dan dalam, yang mana tujuan dari renovasi ini adalah menambah daya tarik dan kenyamanan pengunjung museum. Adapun tambahan dari renovasi museum ini adalah penyediaan ruang aula, pasebanan, mushola, toilet, warung, dan tempat parkir.
“Selain itu, pada tahun 2018 tersebut Museum RA. Kartini Jepara memperoleh sejumlah foto koleksi Kartini dan juga foto Kota Jepara tempo dulu, pemberian dari kedutaan Belanda,” tambahnya.
Koleksi Museum RA. Kartini Jepara
“Koleksi museum RA. Kartini Jepara ini tidak hanya benda-benda peninggalan bersejarah dari RA. Kartini, tetapi juga benda-benda penemuan bersejarah di Jepara beserta kerajinan khas Jepara. Koleksi museum ini dibedakan pada empat tempat atau ruangan, disesuaikan dengan jenis koleksi,” lanjut Riza.
Pertama, Ruang RA. Kartini dan Keluarga yang berisi benda-benda peninggalan bersejarah dari RA. Kartini. Yang mana kata dari petugas museum, pada ruangan ini pengunjung dapat melihat beberapa koleksi, seperti foto ruang pingitan, monumen ari-ari RA. Kartini, foto-foto RA. Kartini beserta keluarga, lukisan RA. Kartini, replika benda-benda yang pernah digunakn RA. Kartini, dan juga surat-surat yang pernah di tulis RA. Kartini.
Kedua, Ruang Jepara Kuno yang berisi benda-benda bernilai sejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara. Sehingga, pada ruangan ini pengunjung dapat melihat peninggalan Kerajaan Kalingga (seperti, kepingan mata uang kepeng, barang keramik dan perunggu, guci, serta patung arca trimurti), kerangka ikan joko tuo (kerangka ikan dengan panjang 16 m, lebar 4 m, dan tinggi 2 m, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada tahun 1989), dan juga batu prasasti dari Candi Angin.
“Batu prasasti dari Candi Angin ini merupakan koleksi baru di Museum RA. Kartini Jepara, benda peninggalan ini belum ada satu tahun di museum ini. Batu prasasti ini ditemukan oleh juru kunci Candi Angin secara tidak sengaja, dimana juru kunci ini sedang istirahat kemudian menduduki batu prasasti tersebut dan ternyata menarik perhatiannya karena terdapat tulisan pada batu tersebut”, tutur Riza.
Lanjutnya, tulisan pada batu prasasti dari Candi Angin yang menggunakan Aksara Jawa Kuno dan Bahasa Jawa Kuno dan telah diterjemahkan ini menjelaskan mengenai keturunan ataupun pengikut dari Dewa Siwa tidak diperbolehkan untuk melakukan poligami ataupun menikah lebih dari satu istri.
Ketiga, Ruang Dar Oes Salam yang berisi benda-benda peninggalan dan lukisan-lukisan dari ayah RA. Kartini (RMAA Sosroningrat), kakek RA. Kartini (Drs. RMP. Sosrokartono), dan ibu kandung RA. Kartini (MA. Ngasirah). Selain itu, pada ruang ini pengunjung juga dapat melihat sketsa ruang pengobatan dan sketsa ruang meditasi, Drs. RMP. Sosrokartono.
Keempat, Ruang Kerajinan yang berisi benda-benda kerajinan dari masyarakat Jepara. Pada ruang ini dapat melihat gebyok ukir, patung pemahat macan kurung, ukir relief dengan tema transportasi masa lampau, anyaman bambu, meja dari akar jati dengan ukiran tanaman anggur, dan karya-karya dari para pelajar yang mengikuti lomba ukir Jepara.
Perbedaan Museum RA. Kartini Jepara dan Museum RA. Kartini Rembang
Menurut Abdul Latif yang merupakan petugas Museum RA. Kartini Jepara, yang membedakan Museum RA. Kartini Jepara dengan Rembang adalah koleksi kedua museum ini. “Pada Museum RA. Kartini Rembang koleksinya hanya dikhususkan pada peninggalan-peninggalan Kartini. Hal ini berbeda dengan Museum RA. Kartini Jepara, yang mana juga terdapat koleksi-koleksi diluar peninggalan RA. Kartini, seperti batu prasasti Candi Angin dan koleksi kerajinan,” tutur Abdul.
Adanya koleksi-koleksi diluar peninggalan RA. Kartini di Museum Jepara digunakan untuk menambah daya tarik pengunjung dan mengenalkan ciri khas Jepara, yaitu ukirnya. Sehingga tidak heran jika nantinya ada koleksi-koleksi baru di Ruang Jepara Kuno dari penemuan benda-benda bernilai sejarah di Jepara dan juga koleksi-koleksi baru di Ruang Kerajinan.
“Walaupun memang koleksi benda-benda peninggalan RA. Kartini di Rembang lebih lengkap daripada koleksi benda-benda peninggalan RA. Kartini di Jepara,” tambah Riza.
Penulis : Muhammad Rafi Dwi Wijaya/Kontributor
Editor : Ahmad Farisi