Jakarta, NOLESA.COM – Sedikitnya tiap tahun terdapat sekitar 10 juta orang terjangkit penyakit karena disebabkan tuberkulosis (TB). Jumlah tersebut berdasarkan data World Health Organization (WHO).
Diterangkan, bahwa sebagian besar orang yang terjangkit TB itu tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Tidak hanya terjangkit, setiap tahunnya sekitar 1,5 juta orang meninggal dikarenakan penyakit ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atas dasar itulah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa diperlukan upaya kolektif untuk melawan penyakit TB.
“Dua forum yang diakui secara global yaitu G7 dan G20, dapat bekerja sama untuk memberi respon yang lebih kuat terhadap krisis kesehatan. Dalam konteks tersebut, Indonesia sebagai Presidensi G20 pada 2022 dan Jerman sebagai Ketua G7, harus mengintensifkan koordinasi agar dapat mempertemukan prioritas forum tersebut,” kata Menteri Airlangga Hartarto, dilansir dari laman InfoPublik.id, Jumat (21/1/2022).
Dia menegaskan, sebagai negara yang memegang Presidensi G20 tahun ini, Indonesia berfokus kepada tiga prioritas utama yakni memperkuat arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi melalui digitalisasi, dan transisi energi berkelanjutan.
“Indonesia bercita-cita untuk mempromosikan tindakan kolektif untuk menanggapi masalah kesehatan global dan berkontribusi terhadap arsitektur kesehatan global yang lebih kuat. Indonesia juga berharap masyarakat global siap dengan sumber daya keuangan yang dapat dimobilisasi untuk memastikan pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan untuk masalah kesehatan global, khususnya dalam hal prevention, preparedness, and response (PPR),” papar Airlangga.
Sebab demikian, pada akhirnya penting bagi G20 untuk lebih terlibat dalam Task Force on Finance & Health (TFHF). Adapun TFHF ditujukan untuk meningkatkan dialog dan kerja sama global tentang isu-isu yang berkaitan dengan PPR, mendorong pertukaran informasi best practice, mengembangkan koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan, menilai dan menangani keadaan darurat kesehatan dengan dampak lintas batas, dan mendorong pengelolaan sumber daya yang efektif untuk PPR.
Penulis : Aris
Editor : Dimas