SUMENEP, NOLESA.COM – Kelompok Tani Hutan (KTH) Jambul Kuning, Desa Masakambing, Kecamatan Masalembu membawa harum nama Kabupaten Sumenep, setelah menjadi juara dua Lomba Wana Lestari tingkat Provinsi Jawa Timur.
Penggiat konservasi di pulau terluar yang ada di Kabupaten Sumenep ini berhasil mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya berhasil meslatrikan kakatua jambul kuning.
“Alhamdhulillah perjuangan KTH Jambul Kuning di Desa Masakambing membuahkan hasil sehingga mendapat penghargaan sebagai juara dua lomba wana lestari Jawa Timur,” ungkap Kepala Seksi Eko Wisata KTH Jambul Kuning Desa Masakambing, Miftah Farid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Piagam penghargaan sebagai juara dua diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di Bukit Kayu Putih, Mojokerto, pada Selasa, 22 Juli 2025.
“KTH Jambul Kuning mengikuti lomba wana lestari setelah mengikuti seleksi se-Madura. Jadi, KTH Jambul Kuning ini merupakan perwakilan satu-satunya dari Madura,” imbuh Icang, sapaan karibnya.
KTH Jambul Kuning didirikan pada 2019. Selama ini, penggiat konservasi ini melestarikan kakatua jambul kuning yang ada di Masakambing. Saat ini burung langka yang hanya ada di Masakambing ini terdapat sebanyak 30 ekor.
KTH bersama masayarakat mampu melestrarikan kakaktua jambul kuning sebagai aset nasional. Sebab, jambul kining merupakan satu-satunya di dunia hanya ada di Masakambing.
Sekarang keberadaan satwa kakatua jambul kuning ini menjadi destinasi wisata. Banyak wisatawan, tidak hanya lokal, namun juga mancanegara yang mengunjungi wisata kakatua jambul kuning di Masakambing.
“Awalnya kakatua jambul kuning ini dianggap sebagai burung hama oleh warga karena merusak tanaman, sekarang dengan berkat edukasi KTH, keberadaan kakatua jambul kuning dilindungi oleh warga. Bahkan warga menganggap, keberadaan kaka tua sebagai membawa keberkahan,” ujarnya.
Selain melestarikan kakatua jambul kuning, kelompok tani hutan ini juga mengubah lahan kritis menjadi efektif, menjaga abarasi dengan menanam mangrov dan memanfaatkan potensi alam bernilai ekonomis sehingga mampu meningkatkan ekonomi masayarakat. Salah satu contoh, memproduksi minyak kelapa, yang biasanya langsung dijual berupa kelapa sekarang diproduksi menjadi minyak.
“Kami berharap dukungan pemerintah untuk terus melestarikan lingkungan. Semoga ke depan, Masakambing sebagai desa kecil di Pulau Masalembu bisa menjadi ikon Sumenep yang terus dikenal masyarakat luar, sebagai habitat kakatua jambul kuning,” harapnya.
Untuk diketahui, wana lestari merupakan program pemerintah sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi terhadap individu, kelompok, atau aparatur pemerintah yang berprestasi dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.(*)
Penulis : Yon









