Bandung, nolesa.com – Sri Handayaningsih, guru SMPN 1 Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, terkejut mendapati karya bukunya dibaca oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim di hadapan 350-an anak Indonesia dari dalam dan luar negeri.
Guru Bahasa Indonesia tersebut awalnya menemani anak laki-lakinya mengikuti perayaan Bulan Bahasa dan Sastra bersama Mendikbudristek pada Kamis (14/10) kemarin.
“Saya duduk ndlosor (duduk bersimpuh—red) di samping kaki kursi nemeni anak lanang zoom,” kata Sri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Waktu itu anak laki-lakinya yang terpilih menjadi peserta acara Bulan Bahasa dan Sastra bersama Mendikbudristek berniat ingin urun bertanya. Tetapi, karena waktunya terbatas tidak jadi bertanya.
“Nah, yang bikin dia sumringah, ternyata Mas Menteri tampil membacakan buku untuk peserta. Emak (Sri—Red) yang dasarnya kagetan dan gumunan langsung njenggirat pas tahu sampul buku yang dibaca Mas Menteri. Ternyata yang dibaca sama Mas Menteri adalah bukunya emak,” ungkap alumnus Universitas Negeri Yogyakarta tersebut melalui unggahannya di Facebook.
Bukunya yang dibaca oleh Menteri Nadiem Makarim tersebut berjudul Petualangan Banyu di Negeri Jauh. Buku cerita anak tersebut diterbitkan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan yang terbit 2019.
Sri Handayaningsih membagikan buku tersebut lewat online, bukunya sudah bisa diakses di sini.
Banyak orang yang terpukau sekaligus mengucapkan selamat untuk Sri Handayaningsih. Bagi kebanyakan orang pengalaman tersebut merupakan momen langka apalagi untuk seorang guru.
“Guru tidak boleh berhenti belajar. Harus terus belajar karena dunia pendidikan terus berkembang. Salah satu cara belajar adalah dengan membaca,” jawab perempuan kelahiran Kebumen tersebut ketika diminta masukannya untuk menyemangati para guru di seluruh Indonesia.
“Demikian juga agar bisa menulis, guru harus membaca. Guru nggak akan bisa menulis kalau nggak mau membaca,” lanjutnya saat dikonfirmasi oleh nolesa.com.
Sri Handayaningsih banyak menulis cerita anak dan buku ajar. Beberapa judul bukunya telah diterbitkan oleh pemerintah melaui Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Jauh sebelum menulis cerita, Sri Handayaningsih sewaktu mahasiswa suka menulis puisi dan sudah diterbitkan menjadi buku antologi bersama seperti Ibumi: Kisah-kisah dari Tanah di Bawah Pelangi – Puisi Kisah Nusantara (2008).
Buku bacaannya yaitu Pintar Bahasa Indonesia Superlengkap (2014), Bersahabat dengan Bencana Alam (2017), Menelusuri Jejak Si Anak Candi (2018), dan Berkunjung ke Rumah Bibi Rumi (2019) (red/vid).