Kedepan, Bahan Ajar Diniyah untuk Siswa-siswi SMP di Sumenep Menggunakan Kitab Kuning

Redaksi Nolesa

Kamis, 18 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peserta workshop terlihat antusias ketika berdiskusi tentang penyempurnaan kurikulum pendidikan diniyah di Sumenep (istimewa)

Peserta workshop terlihat antusias ketika berdiskusi tentang penyempurnaan kurikulum pendidikan diniyah di Sumenep (istimewa)

Sumenep, nolesa.com – Workshop Penguatan Kurikulum Pendidikan Diniyah yang diadakan Dinas Pendidikan Sumenep, Madura, Jawa Timur bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan Diniyah.

Diketahui, workshop itu dilaksanakan pada Selasa (16/11/2021), dengan menghadirkan Wakil Ketua PCNU Sumenep, K. Abdul Wasid sebagai narasumber.

Selaku pembicara, Kiai KAbdul Wasid menyampaikan, pertama yang dibahas yakni mengevaluasi pelaksanaan Pendidikan Diniyah di Sumenep yang sudah berjalan sekitar 3 sampai 4 tahun lalu.

“Kurikulum itu akan terus diperbaiki agar mencapai tujuan mulia dari penyelenggaraan Pendidikan Diniyah yakni untuk menanamkan dasar-dasar pengetahuan agama dalam hal aqidah, tauhid, fiqih, dan akhlak,” jelas kiai muda itu.

Selain dari pada itu, tujuan penyelenggaraan Diniyah juga untuk menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik bagi para siswa SD, SMP, dan SMA.

Baca Juga :  Peduli Pendidikan, IAA Jogja Lakukan Expo Campus ke Pondok Pesantren Annuqayah

Hasil diskusi pada waktu itu, Kiai Abdul Wasid menyebutkan, yakni bersepakat untuk menyempurnakan konsep kurikulum yang ada. Tentunya dengan tetap memperhatikan dan menyesuaikan dengan konteks kebutuhan anak didik hari ini.

“Kemudian akan mengkombinasikan kitab-kitab kuning didalam pembelajaran Diniyah yang akan datang, semisal kitab Sullam Taufiq, Akhlak Lil Banin dan Akhlak Lil Banat sebagai referensi dalam akhlak,” imbuhnya.

Baca Juga :  Penilaian LAMDIK, Prodi PAI Pascasarjana INSTIKA Peroleh Predikat Baik Sekali

Ditegaskan Kiai Abdul Wasid, bahwa Pendidikan Diniyah itu dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Dalam hari berisi 2 jam pelajaran.

“Terkait pengajar, setiap lembaga bebas berkreasi, artinya tidak harus guru agama di lembaga itu, bisa mendatangkan dari pondok pesantren atau dari lembaga Diniyah terdekat,” tutup Kiai Wasid.

Penulis : Arif
Editor : Dimas

Berita Terkait

FIES Sumenep Sukses Meriahkan Peringatan Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek dalam Satu Acara
Gelorakan Budaya Menulis, JMSI Sumenep Keliling Sekolah
Sekwan Sambut Baik Mahasiswa Unija dan Uniba yang Akan Magang di Sekretariat DPRD Sumenep
LPM Retorika STKIP PGRI Sumenep Gembleng Mahasiswa Jadi Jurnalis Kritis
Siswa MA Nasy-Mut Candi Dibekali Pengalaman Kerja dengan Belajar Langsung di Pasar
MA Nasy-Mut Candi Cetak Penulis Melalui Mimbar Akademik
PPM UNY Tingkatkan Literasi Digital kepada Ibu Rumah Tangga di Baciro
Baznas Sumenep Segera Realisasikan Beasiswa Untuk 100 Mahasiswa

Berita Terkait

Jumat, 31 Januari 2025 - 16:30 WIB

FIES Sumenep Sukses Meriahkan Peringatan Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek dalam Satu Acara

Sabtu, 25 Januari 2025 - 12:12 WIB

Gelorakan Budaya Menulis, JMSI Sumenep Keliling Sekolah

Kamis, 23 Januari 2025 - 11:38 WIB

Sekwan Sambut Baik Mahasiswa Unija dan Uniba yang Akan Magang di Sekretariat DPRD Sumenep

Rabu, 15 Januari 2025 - 22:35 WIB

LPM Retorika STKIP PGRI Sumenep Gembleng Mahasiswa Jadi Jurnalis Kritis

Selasa, 14 Januari 2025 - 18:07 WIB

Siswa MA Nasy-Mut Candi Dibekali Pengalaman Kerja dengan Belajar Langsung di Pasar

Berita Terbaru