Sumenep, NOLESA.com — Dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi dan inklusi keuangan nasional masih memiliki gap yang cukup besar.
Dari hasil survei OJK indeks literasi keuangan baru 38,03 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan nasional sebesar 76,19 persen.
Dengan begitu, indeks tersebut mengindikasikan sebagian besar masyarakat sudah memiliki akses ke berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan.
Akan tetapi di saat bersamaan, masih sedikit masyarakat yang memahami manfaat dan risiko dari lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan.
Hal itulah yang menjadi alasan OJK terus berupaya meningkatkan literasi keuangan agar dapat berjalan beriringan dengan cara terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Pada Senin, 29 Agustus 2022, OJK berkerja sama dengan Lembaga Studi Arus Informasi (LSAI) kembali melaksanakan sosialisasi literasi keuangan kepada masyarakat di Di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Juang, Kecamatan Batuan, dengan pemateri Pimpinan Cabang Bank Mandiri Sumenep Opon Supandi.
Direktur Eksekutif LSAI Abrari mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan, di antaranya, agar pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan, termasuk investasi, makin meningkat dan terhindar dari investasi bodong.
“Selain itu, agar masyarakat lebih mengetahui hak dan kewajiban serta meyakini bahwa produk dan layanan jasa keuangan yang dipilih dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” ujar dia.
Sementara itu, Opon Supandi menjelaskan, bahwa literasi keuangan menurut OJK ialah pengetahuan dan pemahaman mengenai manfaat dan risiko produk dan layanan jasa keuangan yang bisa memberikan manfaat besar bagi sektor jasa keuangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Contoh sederhana dari manfaat literasi keuangan adalah ketika seseorang memiliki literasi keuangan yang baik, maka ia bisa menjadwalkan pembayaran tagihan secara tepat waktu, serta manajemen utang yang baik,” pungkasnya.(*)
Penulis : Rusydiyono
Editor : Ahmad Farisi