Fenomena Cek Khodam, Mistisisme, dan Keraguan Masyarakat Sipil terhadap Perlindungan Negara

Redaksi Nolesa

Jumat, 28 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

News, NOLESA.COM – Khodam, yang sering diartikan sebagai makhluk gaib atau pendamping spiritual yang dipercaya mampu memberikan perlindungan dan kekuatan gaib, kini menjadi topik perbincangan yang hangat di media sosial Tik Tok.

Praktik cek khodam ini mencerminkan bagaimana sebagian masyarakat Indonesia masih sangat percaya pada hal-hal mistis dan gaib, meskipun dunia modern semakin mendominasi kehidupan sehari-hari.

Di satu sisi, popularitas fenomena cek khodam menunjukkan bahwa akar mistisisme masih sangat kuat tertanam dalam budaya masyarakat Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepercayaan terhadap khodam dan entitas gaib lainnya bukanlah hal baru. Ini adalah bagian dari warisan budaya dan spiritualitas yang telah ada sejak lama, yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca Juga :  Berbekal Pelatihan dari BI, BPRS Bhakti Sumekar Optimis Maksimal Melayani Masyarakat

Ritual-ritual yang melibatkan entitas gaib sering kali diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari upacara adat, ritual penyembuhan, hingga praktik-praktik pribadi yang dilakukan untuk memperoleh kekuatan atau perlindungan.

Namun, di sisi lain, fenomena cek khodam ini juga mengindikasikan adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem keamanan dan perlindungan yang dijamin oleh negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus kelalaian negara dalam menjaga keamanan dan ketertiban telah menciptakan rasa tidak aman dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.

Ketika masyarakat merasa negara tidak mampu memberikan perlindungan yang memadai, masyarakat cenderung mencari alternatif lain yang dapat memberikan rasa aman, termasuk melalui praktik-praktik mistis seperti memeriksa dan memelihara khodam.

Baca Juga :  Malam-malam Wabup Nyai Eva Menemui Warga Pulau yang Tertahan di Pelabuhan Kalianget

Kasus-kasus kriminal yang tidak terselesaikan, ketidakadilan hukum, dan ketidakmampuan aparat keamanan dalam menanggulangi berbagai ancaman menjadi pemicu utama munculnya ketidakpercayaan ini.

Masyarakat yang merasa tidak terlindungi oleh negara akan mencari cara lain untuk melindungi diri dan keluarga mereka. Di sinilah mistisisme dan kepercayaan terhadap hal-hal gaib mengambil peran. Keyakinan bahwa khodam dapat memberikan perlindungan ekstra membuat banyak orang merasa lebih aman, setidaknya secara psikologis.

Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan adalah sesuatu yang universal. Ketika institusi negara dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat akan mencari alternatif, meskipun itu berarti harus beralih ke praktik-praktik yang bersifat mistis.

Baca Juga :  Berikut Pesan Kepala Kemenag Sumenep pada Pengukuhan Pokja Majelis Taklim

Itu bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat pedesaan atau dengan tingkat pendidikan rendah, tetapi juga merambah ke masyarakat perkotaan yang lebih modern dan terdidik.

Jadi, kepercayaan pada khodam dan entitas gaib lainnya bisa jadi merupakan bentuk perlawanan terhadap sistem yang dianggap gagal dalam memberikan rasa aman dan perlindungan.

Itu semacam  protes diam-diam dari masyarakat yang merasa dikecewakan oleh negara.

Oleh karena itu, pemerintah dan aparat keamanan perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Transparansi dalam penegakan hukum, peningkatan kinerja aparat keamanan, serta adanya komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengembalikan rasa aman.

Penulis : Wail Arrifki

Editor : Ahmad Farisi

Berita Terkait

Sorak Kehidupan Dalam Kata: Lomba Sastra UNY Fest 2025 Resmi Digelar!
Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Menuju World Book Capital: Kolaborasi Literasi di Yogyakarta
Festival Ojung, Cara Pemkab Sumenep Promosikan Wisata Pantai Badur
Berkat Kegigihan Mulyadi Kawal Aspirasi, Akhirnya Listrik di Tiga Desa Menyala
Sambut Idul Adha 1446 H, Arinna Hijab Luncurkan Koleksi Modest Fashion Premium
Di Era Presiden Prabowo, Serapan Beras Tertinggi dalam 58 Tahun
SMA Al Miftah Sampang Gelar Lepas Pisah Kelas Akhir, Ketua Yayasan: Jaga Akhlak dan Jangan Berhenti Belajar

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 23:58 WIB

Sorak Kehidupan Dalam Kata: Lomba Sastra UNY Fest 2025 Resmi Digelar!

Minggu, 18 Mei 2025 - 21:30 WIB

Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Minggu, 18 Mei 2025 - 10:07 WIB

Menuju World Book Capital: Kolaborasi Literasi di Yogyakarta

Sabtu, 17 Mei 2025 - 17:00 WIB

Festival Ojung, Cara Pemkab Sumenep Promosikan Wisata Pantai Badur

Sabtu, 17 Mei 2025 - 13:00 WIB

Berkat Kegigihan Mulyadi Kawal Aspirasi, Akhirnya Listrik di Tiga Desa Menyala

Berita Terbaru

News

Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Minggu, 18 Mei 2025 - 21:30 WIB

Nasional

Menuju World Book Capital: Kolaborasi Literasi di Yogyakarta

Minggu, 18 Mei 2025 - 10:07 WIB