Sumenep, NOLESA.COM – Ratusan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-guluk, Sumenep bakal mengikuti program magang.
Para mahasiswa itu nantinya akan magang di berbagai tempat sebagaimana jadwal dan ketentuan dari kampus, seperti di Bank BPRS Bhakti Sumekar, BMT NU, Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Sumenep, dan di sejumlah UMKM.
Sebelum program magang itu dilaksanakan, terlebih dahulu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Instika) memberikan Pembekalan Praktikum Lembaga Keuangan Syariah dan Enterpreneurship, Ahad (23/1/2022) bertempat di Aula Asy-syarqawi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Instika, Kiai Majdi Tsabit berharap mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum agar menjaga nama baik Instika dan Annuqayah secara umum.
“Fokus dalam melaksanakan praktikum, dan yang terpenting jaga nama baik almamater Annuqayah,” pesan Kiai Majdi, ketika sambutan di acara tersebut.
Sementara itu, Wakil Rektor 1 Instika, Damanhuri menyampaikan bahwa mahasiswa harus memaksimalkan kinerjanya dalam kegiatan magang, sebagai bentuk pengasahan skill dan pencarian Ilmu secara diam-diam (rigid knowledge) dan mewanti wanti untuk menjaga nama baik almamater Pondok Pesantren Annuqayah.
“Maksimal dan serius, karena ini merupakan kesempatan mengasah kemampuan,” ujarnya.
Pembekalan praktikum ini juga diisi dengan seminar tentang lembaga keuangan syariah dan Enterpreneurship. Dalam seminar itu menghadirkan Ketua MES Sumenep, Hajar.
Dalam kesempatan itu, Hajar yang juga mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu menyampaikan bahwa revolusi industri 4.0 adalah gerakan ekonomi nahdlatul tujjar.
Menurutnya, organisasi ini didirikan sebagai respon dari gerakan kolonialisme Belanda. Sebagai embrio lahirnya Nahdatul ulama’. Organisasi ini bergerak pertama di bidang koperasi pertanian dengan 45 anggota yang didirikan oleh K.Wahab Hasbullah atas izin K.H.Hasyim Asy’ari.
“Visinya adalah koperasi harus ada dikota untuk merangkul orang desa, kaum Agamawan dalam pengelolaan harus ada kolaborasi dengan pihak profesional. Empat prinsip yg harus dipegang inovatif, kritis, aktif atau komunikatif (tidak pasif) dan berkolaborasi,” ungkapnya.
Selain itu, dihadirkan pula Kepala BMT NU Cabang Guluk-guluk Afifi Roqib, dia menyampaikan peserta magang Instika menjadi peserta terbanyak di Jawa Timur.
“Peserta magang juga harus terus mengevaluasi aktivitas magangnya, utamanya pelajaran dari para peserta magang sebelumnya,” pinta Afifi Roqib.
Nara sumber lainnya ada H. Taufiq CEO Sumber Indah Group. Dia berkisah tentang keinginannya untuk melanjutkan kuliah yang dibarengi dengan bagi hasil pengelolaan sawah dan bekerja serabutan yang lain. Seperti menjadi tukang pel.
Dari kisahnya itu, H. Taufi mengimbau mahasiswa untuk berjuang mandiri dan tidak lagi menjadi beban orang tua dan merepotkan orang tua, bahkan jika bisa harus mampu membantu kebutuhan hidup orang tua.
“Mengingat peserta magang kali ini sudah terlampau dewasa. Semangat dan kemandirian harus terus dikembangkan setiap waktu bahkan setiap harinya,” pungkasnya.
Penulis : Waris
Editor : Rusydi