Politik, NOlESA.COM – Politik merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat modern, termasuk bagi umat Muslim.
Dalam konteks demokrasi seperti di Indonesia, partisipasi politik umat Muslim seperti dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) menjadi sebuah keharusan untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam dapat terwakili dalam kebijakan publik yang berkeadilan.
Namun, partisipasi ini harus didasarkan pada pedoman-pedoman yang sesuai dengan ajaran Islam, yang menekankan pada etika, keadilan, dan kepentingan umat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Niat yang Tulus
Niat yang ikhlas adalah kunci utama dalam berpolitik bagi umat Muslim. Dalam Islam, setiap tindakan harus didasari oleh niat yang baik dan ikhlas karena Allah SWT.
Niat dalam berpolitik haruslah untuk mencari ridha Allah, memperjuangkan keadilan, dan membawa kemaslahatan bagi umat.
Politik bukanlah arena untuk mencari kekuasaan semata atau keuntungan pribadi, melainkan alat untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, yaitu kesejahteraan dan keadilan sosial.
2. Mengutamakan Calon Pemimpin yang Berintegritas
Dalam konteks pemilihan, umat muslim harus memiliki integritas untuk memilih pemimpin yang berintegritas.
Dalam Islam, pemimpin haruslah orang yang amanah, jujur, dan memiliki kemampuan untuk memimpin.
Dalam konteks Pilkada, umat Muslim harus cermat dalam memilih calon kepala daerah. Mereka harus menilai berdasarkan track record, visi dan misi, serta komitmen calon terhadap nilai-nilai Islam dan kesejahteraan masyarakat.
Rasulullah SAW menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang adil dan bertanggung jawab, sebagaimana dalam hadits yang berbunyi, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
3. Jangan Memecah Belah Umat
Menjaga persatuan dan menghindari fitnah serta perpecahan adalah prinsip yang harus dipegang teguh.
Politik sering kali memicu konflik dan perpecahan, terutama di masa-masa kampanye Pilkada.
Umat Muslim harus menghindari tindakan yang dapat memicu fitnah, provokasi, dan perpecahan di tengah masyarakat.
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga ukhuwah Islamiyah dan persatuan, serta menghindari segala bentuk kebohongan dan fitnah yang dapat merusak tatanan sosial.
4. Santun dan Beradab
Berpolitik harus menggunakan cara yang santun dan beradab. Islam mengajarkan akhlak yang mulia dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berpolitik.
Kampanye politik harus dilakukan dengan cara-cara yang santun, tanpa menyebarkan fitnah, hoaks, atau melakukan black campaign.
Umat Muslim harus mencontoh akhlak Rasulullah SAW dalam berinteraksi dengan sesama, termasuk dengan lawan politik.
Menghormati perbedaan pendapat dan berdiskusi dengan cara yang baik adalah bagian dari etika politik yang harus dijunjung tinggi.
5. Ikut Mengawasi
Berperan aktif dalam proses pengawasan dan evaluasi kinerja pemimpin.
Setelah Pilkada usai dan pemimpin terpilih menjalankan tugasnya, umat Muslim harus tetap berperan aktif dalam mengawasi dan mengevaluasi kinerja pemimpin tersebut.
Kritik yang konstruktif dan partisipasi dalam musyawarah atau forum-forum publik adalah bentuk tanggung jawab umat Muslim dalam memastikan bahwa pemimpin yang terpilih menjalankan amanah dengan baik.
Islam mengajarkan konsep amar ma’ruf nahi munkar, yang berarti mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, termasuk dalam konteks politik dan pemerintahan.
6. Memperkuat Literasi Politik
Umat Muslim harus meningkatkan pemahaman mereka tentang politik dan pemerintahan melalui pendidikan politik yang baik.
Literasi politik yang kuat akan membantu umat Muslim untuk lebih kritis dan bijaksana dalam berpartisipasi dalam proses politik.
Pendidikan politik juga penting untuk membangun kesadaran tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, serta untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi dan keadilan.
7. Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak
Memanfaatkan teknologi dan media sosial dengan bijak.
Di era digital saat ini, teknologi dan media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam proses politik.
Umat Muslim harus bijak dalam memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan informasi yang benar, mendukung kampanye yang positif, dan mengedukasi masyarakat.
Hindari penggunaan media sosial untuk menyebarkan kebencian, hoaks, atau provokasi yang dapat merusak persatuan dan keharmonisan masyarakat.
8. Membangun Kolaborasi
Membangun jaringan dan kolaborasi yang kuat. Politik tidak bisa dijalankan sendirian; diperlukan kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat, tokoh agama, dan komunitas lainnya.
Umat Muslim harus aktif dalam membangun jaringan yang kuat dan menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Kolaborasi ini penting untuk menciptakan sinergi dan memperkuat posisi umat Muslim dalam kancah politik.
9. Optimistis dan Tawakal kepada Allah
Selalu bersikap optimis dan tawakal kepada Allah. Berpolitik, seperti halnya aspek kehidupan lainnya, memerlukan sikap optimis dan ketawakalan kepada Allah SWT.
Umat Muslim harus selalu berusaha dengan sebaik-baiknya, tetapi juga harus menyadari bahwa hasil akhir ada di tangan Allah.
Sikap optimis dan tawakal ini akan memberikan kekuatan dan ketenangan batin dalam menghadapi berbagai dinamika politik.
Dengan mengikuti pedoman-pedoman ini, diharapkan umat Muslim dapat berpartisipasi dalam politik, khususnya dalam Pilkada, dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.
Penulis : Lailur Rahman
Editor : Ahmad Farisi